Salin Artikel

Panen Raya Padi di Sleman Yogyakarta Mundur, Apa yang Terjadi?

Mundurnya panen raya di Sleman ini karena dampak dari El Nino. 

"Jadi dampak El Nino ini sekarang memang bener-bener terasa ya, beberapa waktu yang lalu kita memprediksi panen akan mundur dan memang memang betul," ujar Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman Supramono, Rabu (21/2/2024). 

Supramono menyampaikan, Kabupaten Sleman biasanya sudah memasuki masa panen raya pada Februari-Maret. Namun, hingga saat ini belum panen raya.

Perkiraannya, pada Maret akan panen sekitar 1.000 hektar. Kemudian pada April-Mei akan panen raya sekitar 7.000-8.000 hektar.

"Jadi mundurnya memang 2 sampai 3 bulan. Jadi kalau kemudian sekarang beras agak langka ya karena kemarin mundur," ucapnya.

Supramono menjelaskan, panenan 1.000 hektar pada Maret diprediksi akan menghasilkan sekitar 3.800-4.000 ton beras. Padahal dalam kondisi normal, kebutuhan beras di Sleman dua kali lipat dari angka tersebut.

Oleh karena itu, pihaknya berharap panen raya padi pada April-Mei dapat berlangsung baik.

"Hitungannya per 1.000 hektar kira-kira bisa jadi 3.800 sampai 4.000 ton," ungkapnya. 

Mundurnya panen raya dua sampai tiga bulan tersebut jelas berdampak pada menipisnya stok beras. Kemudian menyebabkan naiknya harga gabah dan beras. 

"Iya (stok beras) tipis, tidak sampai (kurang). Tipis kemudian harganya pasti naik, harga gabah juga naik di atas rata-rata HPP pemerintah," bebernya. 

Anomali cuaca dan hama memang memengaruhi produktivitas.

Dampaknya produktivitas padi di wilayah Sleman rata-rata di bawah 6 ton. 

"(Dampak anomali cuaca) rata-rata produktivitas kita rendah, kurang dari 4 ton barang kali. Iya kita kemarin itung, saya baru sampling beberapa ya masih 4 ton kurang, berarti kan turunnya banyak, itu pasti hama, cuaca, dan sebagainya," tandasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/02/22/113452778/panen-raya-padi-di-sleman-yogyakarta-mundur-apa-yang-terjadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke