Salin Artikel

Pemerintah DIY Tak Berikan Kuota Tambahan Pembuangan Sampah ke TPA Piyungan

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Depo-depo sampah di Kota Yogyakarta kembali penuh dengan tumpukan sampah, seperti di depo sampah di area Mandala Krida.

Tumpukan sampah di Mandala Krida ini diperkirakan sampai dengan 50 ton, sehingga dibutuhkan penambahan kuota khusus untuk mengosongkannya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto mengatakan, untuk sementara waktu disimpan di depo sambil menunggu kuota khusus ke TPA Piyungan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Ketika kita minta (kuota khusus) maka DIY akan menunjuk depo, tidak langsung iya. Karena di Piyungan juga sama sudah sangat menggunung," ujar Sugeng, Rabu (21/2/2024).

Untuk depo-depo yang menggunung ini diperlukan komunikasi dengan pemerintah DIY. Menurut Sugeng, umur dari TPA Piyungan hanya sampai Mei atau Juni.

"Kalau kami diberi tambahan kuota kita bisa saja (kosongkan depo)," kata dia.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Benny Suharsono mengatakan, saat ini pihaknya masih menunda untuk memberikan kuota tambahan bagi Kota Yogyakarta.

Menurut Benny, dalam pemberian kuota tambahan harus disertai dengan hitungan matematis dan juga memperhitungkan daerah-daerah lain seperti Kabupaten Sleman dan Bantul.

"Saya tahan dulu, nanti kita punya hitungan matematis. Kalau ditambah kuota bagaimana dengan Sleman, dan Bantul," ujar dia.

Benny menuturkan, bahwa penundaan pemberian kuota khusus ini juga karena 2 bulan lalu Pemerintah Kota Yogyakarta sudah diberikan izin untuk memanfaatkan lahan kosong di TPA Piyungan.

"Sebenarnya izin terhadap kota sudah diberikan. Kan sebenarnya kota (Yogyakarta) sudah meminta bukan kuota, sudah diminta kota lahan nganggur yang ada di komplek TPA Piyungan," ucap Benny.

Benny menambahkan, lahan kosong tersebut dimanfaatkan leh Pemerintah Kota untuk mengelola sampah seperti yang dilakukan oleh Kabupaten Sleman di Tamanmartani.

"Lalu kuota kami menahan semua ya. Kalau itu disegerakan tu (TPA Piyungan) tidak sampai Maret, tutup semua. Kalau ini bisa ditahan kuota bisa maksimal bersama-sama kita, bisa sampai April," kata dia.

Menurut Benny, tantangan terbesar dalam pengolahan dan pengelolaan sampah ini datang setelah April 2024.

Oleh sebab itu, dirinya mendorong pemerintah kabupate yang memandaatkan TPA Piyungan seperti Sleman, Bantul, Kota Yogyakarta melakukan pengurangan, dan pengolahan sampah secara konkrit.

"Seremoni-seremoni saya anggap cukup lah, mari kita berbuat bersama. Kalau tidak melakukan tindakan itu kita tidak punya alternatif, alternatifnya kan sudah plan a, b, c sudah terlampaui," ujar Benny.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/02/22/085619278/pemerintah-diy-tak-berikan-kuota-tambahan-pembuangan-sampah-ke-tpa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke