Salin Artikel

Ketum GP Ansor: Indonesia Makin Tangguh Bila Punya Sosok Berkarakter

KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Addin Jauharudin menghadiri acara Silaturahim Pengurus Cabang GP Ansor Se-Barlingmascakeb (Banjarnegara-Purbalingga-Banyumas-Cilacap-Kebumen).

Acara tersebut digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Roudhatut Tholibin, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), pada Selasa (20/2/2024).

Dalam sambutannya di hadapan ratusan kader Ansor dan Banser eks Karesidenan Banyumas itu, Addin mengatakan, Indonesia bisa semakin tangguh di masa depan dalam sektor politik, sosial, dan ekonomi, bila memiliki sosok berkarakter dan berlatar belakang yang jelas.

Karena itu, Addin meminta kepada anak muda Nahdlatul Ulama (NU) untuk menyadari tantangan yang semakin sulit dan kompleks.

Addin berharap, para kader NU itu percaya diri sekaligus mampu berkompromi terhadap berbagai hal yang bersifat ideologis dan taktis, tertutup dan fleksibel, serta hal-hal yang sempit dan luas.

“Kalau soal nilai dasar perjuangan dan pergerakan Ansor seperti membela NKRI, sudah tuntas dan jelas, posisi politik kebangsaan tuntas, posisi di masyarakat pun tuntas," kata Addin dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com, Rabu (21/2/2024).

"Yang belum tuntas adalah kader perlu memiliki nilai-nilai identitas masing-masing agar jati diri kuat dan bisa menjadi semakin berkualitas serta tangguh di era kompetitif,” sambungnya Addin.

Nilai identitas kader Ansor

Addin yang baru terpilih sebagai Ketum GP Ansor pada Jumat (2/2/2024) ini memaparkan, ada tiga langkah strategis untuk membangun nilai-nilai identitas kader Ansor yang konstruktif.

Pertama, melakukan rekayasa politik (political engineering) yang terukur, kedua, rekayasa social (social engineering), dan ketiga, rekayasa ekonomi (economic engineering).

Dengan ketiga hal itu, lanjutnya, para kader bisa menyiapkan berbagai langkah sejak awal agar berbagai langkah nantinya menjadi lebih taktis dan strategis.

“Bukan hal sulit untuk membuat rekayasa-rekayasa itu, sebab saat ini kader banyak tersebar di sektor yang strategis, seperti menjadi kepala atau perangkat desa, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), penyelenggara pemilu, aktivis karang taruna, jaringan profesional di berbagai bidang, dan jaringan birokrasi di berbagai lembaga pemerintahan,” ujar Addin.

Dia meyakini, jika kader menguasai sektor-sektor tersebut, perubahan di bidang politik, sosial, dan ekonomi akan lebih mudah.

Jika ada kader ingin menjadi kepala daerah, Addin mencontohkan, Ansor harus menyiapkannya secara matang sejak dini dengan kerja-kerja kolaboratif, agar kader tersebut lolos bahkan menjadi yang terbaik ketika mengemban jabatan tersebut.

Perekayasaan (engineering), koneksi antarbatin kader, dan jaringan organisasi menjadi hal yang harus dilakukan agar perencanaan mencapai tujuan yang diharapkan.

Sementara itu, Ketum Pimpinan Wilayah GP Ansor Jateng, Sholahuddin Aly menyampaikan, kedatangan Addin ke Banyumas menjadi keberkahan tersendiri.

Menurutnya, dengan pertemuan ini para kader bisa mendapat arahan langsung dari Ketum GP Ansor mengenai program yang akan dijalankan pada periode 2024-2029.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/02/21/174005278/ketum-gp-ansor-indonesia-makin-tangguh-bila-punya-sosok-berkarakter

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com