Dalam video tersebut terlihat mobil Presiden Jokowi berhenti di depan pasar Argosari, Wonosari.
Saat Jokowi membagikan kaos, ada seorang pria membentangkan spanduk yang bertuliskan "Selamat Datang Pak Jokowi, Kami Sudah Pindah, Kami Pilih Ganjar".
Terlihat juga Ketua DPRD Gunungkidul yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih berdebat dengan beberapa orang berbadan tegap.
Saat ditemui di Wonosari, Endah Subekti mengakui dirinya datang setelah ditelepon terkait kejadian itu. Dirinya membawa korban ke rumah sakit.
"Saya ditelepon lalu saya datang ke sana," kata Endah ditemui di Wonosari, Selasa.
Dikatakannya, saat datang pria tersebut sudah berdarah pada bagain wajah. Sehingga harus mendapatkan penanganan medis.
Endah mengatakan, dari kronologi yang diterimanya, korban datang dan membentangkan spanduk.
Lalu spanduk tersebut diminta oleh seorang pria di sekitar pasar Argosari, Wonosari. Korban pun dirangkul dan dibawa pergi.
"Di uppercut (dipukul) bagian rahang. Tadi diperiksa jakunnya itu mlengse (geser) dan hidungnya tulang hidung miring berdarah karena kena pukulan dari orang yang diduga aparat saat mengamankan yang bersangkutan," kata Endah.
Endah mengaku, korban bukan anggota PDI Perjuangan karena tidak memiliki kartu tanda anggota (KTPA).
"Yang bersangkutan tidak ber KTA bukan simpatisan yang selama ini berkampanye PDI perjuangan," kata dia.
"Yang menangkap seperti video yang kita lihat dua orang. Kemudian saya sebagai ketua partai dan ketua DPRD yang punya kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada warga masyarakat siapapun pemilih partai politik apapun, punya kewajiban untuk mengamankan karena tidak ada yang bisa menjamin keamanan dia," ucap Endah.
Disinggung langkah ke depan, Endah mengaku masih berkoordinasi terkait langkah hukum selanjutnya.
"Kita evaluasi sampai dengan nanti dan kami akan berkonsultasi dengan dewan pimpinan pusat partai melalui dewan pimpinan daerah partai," kata dia.
Ketua DPD PDI Perjuangan DIY, Nuryadi pihaknya menyayangkan kejadian seperti ini. Padahal tidak ada ancaman terhadap presiden.
"Cara-cara ini seperti waktu kita 96. Tidak tahu itu aparat atau bukan tapi cara-cara yang dilakukan seolah-olah memposisikan mereka sebagai keamanan. Kami nggak punya ruang untuk menggeledah dia aparat atau bukan tadi, tapi ada fotonya. Aparat di Gunungkidul merasa itu bukan anggotanya," kata dia.
https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/01/30/192415878/viral-video-pria-dianiaya-saat-kunjungan-jokowi-di-gunungkidul-awalnya