Salin Artikel

Budidaya Anggur di Kampung Tompeyan, Ditanam di Lahan Sempit, Hasilkan Berbagai Produk Olahan Makanan

Kampung Tompeyan tak jauh berbeda dengan karakteristik perkampungan di Kota Yogyakarta pada umumnya. Kampungnya biasanya berupa lorong-lorong dan padat penduduk.

Namun ada yang berbeda di Kampung Tompeyan. Di sana dapat ditemukan buah anggur yang menggantung jalan gang. 

Ketua Kelompok Tani Tegal Anggur, Puji Waluyo mengatakan ide menanam anggur sebenarnya untuk mengisi waktu luang. 

Dia pun dua bibit pohon anggur. Tak lama, pohon anggur itu pun berbuah tapi belum maksimal.

Setelah itu ia belajar bagaimana cara budidaya anggur. Menurut dia, menanam anggur tidak bisa sembarangan karena harus selalu diperhatikan dan dirawat setiap hari.

"Tiap hari harus dirawat karena rentan hama. Saya setiap hari meluangkan waktu untuk menyemprot pestisida," ujarnya ditemui di Tompeyan, Yogyakarta, Selasa, (16/1/2024).

Penyemprotan pestisida yang dilakukan tidak hanya menggunakan bahan anorganik. Dia juga menggunakan bahan-bahan organik seperti menggunakan bekas puntung rokok.

"Puntung rokok itu dikumpulkan untuk dibuat pestisida," kata dia.

Selain itu, pemupukan juga harus rutin dilakukan setiap minggu. Pemupukan menggunakan bahan organik dan anorganik.

Jika dirawat maksimal, satu pohon anggur bisa menghasilkan anggur seberat maksimal 1 kilogram.

"Kalau sekarang kurang maksimal karena hujan, jadi buahnya tidak terlalu manis," ujarnya.

Produk makanan dari buah dan daun anggur

Langkah Puji Waluyo untuk berkebun pohon anggur di lahan terbatas membuat warga sekitar tertarik.  Saat ini ada kurang lebih 90 pohon anggur yang ditanam di kampung Tompeyan.

Ketua Asosiasi Tabulam Pot Kota Yogyakarta, Eka Yulianta mengatakan, semakin tua pohon anggur maka akan semakin bagus. Asalkan pemupukan dan perawatannya baik.

"Jenis anggur yang kami tanam ada Ninel, dixon, Julian, Tamaki, nadesda, silver Rusia, black beauty, basanti dan masih banyak lagi. Kurang-lebih ada 40-50an jenis pohon anggur di sini," katanya. 

Dia mengatakan pohon anggur tersebut juga telah menghasilkan berbagai produk olahan makanan.

Menurutnya, tak hanya buahnya saja yang dinikmati, tetapi daunnya juga bisa diolah menjadi kudapan.

"Jadi tidak hanya dibudidaya tetapi juga sampai pada proses pengolahan dan pemasaran," tuturnya.

Kelompok Tani Tegal Anggur mampu menghasilkan berbagai macam produk olahan makanan seperti dodol, bakso goreng, dan juga bakso.

"Ada beberapa produk di antaranya dodol, sirup, bakso goreng, mie dan bakso basahnya. Kurang lebih ada 21 jenis turunan dari produk ini," bebernya.

Bahkan biji anggur juga bisa dimanfaatkan. Dia mengatakan biji anggur yang dikumpulkan dan disangrai bisa menjadi kopi biji anggur.

Namun, olahan kopi anggur ini belum diproduksi dengan jumlah banyak.

"Agak sulit kalau panennya kurang bagus bijinya tidak banyak," katanya.

Daun anggur juga bisa diolah jadi makanan seperti bakso goreng dan juga buntil daun anggur.

"Bahkan mie kering rasa anggur ini kami sedang merancang kemasan instannya," beber dia.

Pengembangan inovasi produk tersebut dinilai bisa meningkatkan nilai ekonominya. Kalau hanya mentok di tahap pembudidayaan tidak akan ada nilai tambahnya.

"Jadi antara on farm dan off farm-nya itu biasanya yang paling banyak hasilnya di off farm. Bahkan kalau kita boleh mengedarkan wine itu kita juga bisa produksi wine," kelakarnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/01/16/204131178/budidaya-anggur-di-kampung-tompeyan-ditanam-di-lahan-sempit-hasilkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke