Salin Artikel

Warga Kulon Progo Jadi Korban Penipuan Pembelian Motor Lelang "Online", Pelaku Mengaku Polisi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Indra Dwi Antara (25), warga Padukuhan Ngrandu, Kalurahan Kaligung, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi korban penipuan lelang motor online.

Indra yang kehilangan Rp 10,5 juta karena lelang motor tersebut lantas melaporkannya ke Kepolisian Resor Kulon Progo.

“Kami telah menerima laporan pengaduan dugaan tindak pidana penipuan online dengan TKP di Ngrandu,” kata Ajun Komisaris Polisi Triatmi Noviartuti, Kasi Humas Polres Kulon, melalui pesan singkat, Rabu (10/1/2024).

Indra merupakan buruh potong di pabrik garmen. Ia menyisihkan sebagian upah UMR-nya untuk membeli motor karena selama ini menggunakan motor istrinya Airin Ariyanti (24) ke tempat kerja.

Airin menceritakan, awalnya mereka menemukan sebuah akun lelang di Instagram yang menawarkan kendaraan tarikan leasing dan lelang pada Desember 2023.

Ayah satu anak ini tertarik pada Yamaha Aerox 2021, kemudian menghubungi nomor WhatsApp yang ada di unggahan penawaran motor Aerox tersebut.

Airin berkata, nomor yang dihubungi suaminya mengaku sebagai anggota Polri. Untuk meyakinkan Indra, dia menunjukkan KTP, SIM, dan KTA polisi DIY.

“Dia menunjukkan KTA polisi polda. Agak percaya apalagi karena (identitas) itu,” kata Airin.

Airin berkata, Yamaha Aerox itu dijual Rp 9.800.000.

Indra mentransfer beberapa kali sesuai arahan pelaku. Transfer pertama dilakukan 5 Januari 2024 sebesar Rp 1.500.000 untuk formulir pemesanan.

Transfer kedua pada 6 Januari 2024 sebesar Rp 2.750.000 untuk registrasi balik nama dan Rp 2.500.000 untuk jaminan asuransi pengiriman.

Kemudian, pada Minggu (7/1/2024), Indra mengirim lagi Rp 3.500.000 untuk pelunasan sehingga totalnya Rp 10.250.000.

“Katanya tanggal enam tiba, tapi barang belum diterima sampai sekarang,” kata Airin.

Tidak hanya barang belum diterima, pelaku mulai beralasan yang berbelit dan sulit dihubungi sejak Senin (8/1/2024).

Indra dan Airin mulai curiga bahwa mereka sudah tertipu. Mereka menelusuri nama sesuai KTA dan KTP itu di media sosial.

Muncul beberapa nama, salah satunya terdapat komentar yang mengimbau agar hati-hati terhadap penipuan.

Keduanya lantas melaporkan kasus ini ke Polres Kulon Progo. Indra menyerahkan sejumlah barang bukti, berupa transfer melalui M-Banking Bank Danamon dan Bank BNI.

AKP Novi mengungkapkan, kasus pembelian motor lelang leasing ini hendaknya jadi pelajaran agar warga tidak mudah percaya pada tawaran dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasar, terlebih penawaran itu melalui pasar online.

“Hendaknya waspada apabila menerima tawaran dengan harga jauh lebih dari harga pasar, maka pada saat melakukan transaksi online pastikan agar tidak menjadi korban penipuan,” kata AKP Novi.

Hingga Jumat (12/1/2024), Novi menambahkan, pelaku masih dalam penyelidikan Satreskrim Polres Kulon Progo dan sampai saat ini belum tertangkap.

"Masih lidik," katanya singkat saat dihubungi, Jumat.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/01/12/140221778/warga-kulon-progo-jadi-korban-penipuan-pembelian-motor-lelang-online

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com