Salin Artikel

Berkelahi di Jalan, 7 Pelajar Asal Kota Yogyakarta Diamankan di Bantul

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mengamankan dua kelompok pelajar yang berkelahi di simpang tiga Pasar Potorono, Kapanewon Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, pada Selasa (19/12/2023) sekitar pukul 20.30 WIB.

Kasi Humas Polres Bantul, Iptu I Nengah Jeffry Prana Widnyana mengatakan, pihaknya mengamankan tujuh orang pelajar pada kesempatan itu. Kelompok pertama terdiri dari lima orang yakni NNR (14), KTW (14), AH (16), NDDM (13), dan HA (14). Kelompok kedua terdiri dari dua orang, yakni DMR (14) dan AS (14).

Ketujuh pelajar itu semuanya berasal dari Kota Yogyakarta.

Jeffry menjelaskan, kejadian ini bermula saat kedua kelompok berpapasan. Salah satu dari kelompok itu mengangkat kedua tangannya. Kemudian, kelompok lainnya memainkan gas sepeda motor sembari menyalip.

"Selanjutnya, kelompok kedua melaju kencang dan dibuntuti oleh kelompok satu," kata Jeffry dalam keterangannya, Rabu (20/12/2023).

Setelah sampai di simpang tiga Pasar Potorono, Banguntapan, Bantul, kelompok kedua berhenti dengan tujuan untuk menanyai maksud dari kelompok satu yang mengejarnya. Saat menghampiri kelompok satu tersebut salah satu dari kelompok kedua hendak mengeluarkan sabuk.

"Kedua kelompok pelajar tersebut terlibat perkelahian dan salah satu dari kelompok kedua meneriaki kelompok satu dengan teriakan klitih," kata Jeffry.

Mendengar teriakan tersebut kemudian warga masyakarat yang berada di seputaran TKP mendatangi sumber teriakan tersebut. Pada saat warga sekitar datang ke TKP, kedua kelompok pelajar tersebut sedang berkelahi.

"Setelah itu kedua kelompok pelajar tersebut diamankan ke Polsek Banguntapan guna pemeriksaan lebih lanjut," kata dia.

Dari hasil pemeriksaan, kedua kelompok pelajar tersebut tidak membawa senjata tajam. Barang bukti yang diamankan dari kedua kelompok pelajar tersebut antara lain tiga unit sepeda motor yakni dua unit Honda Beat, dan satu unit Suzuki Shogun, serta dua buah sabuk.

"Kedua kelompok pelajar yang berjumlah tujuh orang tersebut membuat surat pernyataan bersama dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya," kata dia.

Jeffry mengimbau kepada orangtua untuk mengawasi perilaku anaknya. Selain itu, pihaknya mengimbau pelajar tidak pulang larut malam dan tidak menggunakan kendaraan sebelum memiliki surat izin mengemudi.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/12/20/120114278/berkelahi-di-jalan-7-pelajar-asal-kota-yogyakarta-diamankan-di-bantul

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com