Salin Artikel

Tugu Ngejaman, Penunjuk Waktu Peninggalan Belanda di Sisi Jalan Malioboro

KOMPAS.com - Wisatawan yang tengah berjalan-jalan di kawasan Jalan Malioboro bagian selatan akan menemukan sebuah monumen kecil dengan jam berbentuk lingkaran di atasnya.

Nama dari monumen ini adalah Stadsklok (jam kota), namun lebih dikenal masyarakat dengan nama Tugu Ngejaman.

Lokasi Tugu Ngejaman ini berada tepatnya di tengah simpang tiga Jalan Margamulya yang menghubungkan Gereja GPIB Margamulya, Pasar Beringharjo, Gedung Agung, dan Benteng Vredeburg.

Masyarakat yang tengah menyusuri bagian selatan Jalan Malioboro menuju kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta atau sebaliknya pasti akan melewati Tugu Ngejaman ini.

Sejarah Tugu Ngejaman Malioboro

Meski kerap dilewati wisatawan,nyatanya tidak banyak yang tahu sejarah Tugu Ngejaman yang berada di kawasan Jalan Malioboro.

Stadsklok atau Tugu Ngejaman dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda yang berhasil kembali merebut kekuasaan dari Pasukan Inggris.

Dikutip dari penelitian mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Heronimus Heron (2022) berjudul Tugu Ngejaman: Penanda Kuasa dan Pengingat Waktu di Yogyakarta disebutkan bahwa Stadsklok atau Tugu Ngejaman dibangun pada tahun 1916 sebagai monumen peringatan satu abad kembalinya Jawa ke pangkuan Pemerintah Kolonial Belanda.

Pada masa itu, fungsi Stadsklok atau Tugu Ngejaman ini tentunya sebagai penunjuk waktu, terutama bagi para serdadu Belanda yang berjaga di Benteng Vredeburg dan kantor residen Belanda.

Keunikan Tugu Ngejaman Malioboro

Dilansir dari laman Kemendibud Tugu Ngejaman memiliki dua bagian, yaitu bagian alas berbentuk persegi dengan sebuah jam berbentuk bulat di atasnya.

Tinggi bagian alas ini sekitar 1,5 meter apabila diukur dari permukaan jalan, sementara bagian jam memiliki diameter 45 centimeter.

Keunikan Tugu Ngejaman ada pada jam yang ada di atasnya yang dahulu bergerak menggunakan sistem pegas dan harus diputar pada waktu-waktu tertentu.

Sehingga warga sekitar Ngejaman akan memutar pegas jam secara bergantian agar jam tersebut tetap bergerak dan bermanfaat bagi masyarakat.

Namun saat ini Tugu Ngejaman sudah tidak lagi beroperasi dengan sistem pegas, melainkan menggunakan listrik.

Mengingat nilai sejarahnya, Pemerintah Kota Yogyakarta kemudian memasukkan Tugu Ngejaman dalam daftar Warisan Budaya Daerah Kota Yogyakarta melalui Keputusan Wali Kota Yogyakarta Nomor 297 Tahun 2019.

Sumber:
e-journal.usd.ac.id   
kebudayaan.kemdikbud.go.id  
djppi.kominfo.go.id  

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/12/18/203113378/tugu-ngejaman-penunjuk-waktu-peninggalan-belanda-di-sisi-jalan-malioboro

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke