Salin Artikel

Kadus di Sragen yang Dukung Prabowo-Gibran Menolak Mundur, Ini Alasannya

KOMPAS.com - SW, Kepala Dusun (Kadus) di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng), disebut melanggar netralitas perangkat desa pada Pilpres 2024.

SW secara terang-terangan menunjukkan dukungannya kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka saat menghadiri koordinasi dan konsolidasi Kordes Tani Merdeka, di Kabupaten Sragen, pada Kamis (14/12/2023).

Dalam sambutannya, SW mengatakan, jumlah anggota Tani Merdeka di Kabupaten Sragen sudah tersebar di 128 desa dan 18 kecamatan.

Menurutnya, hal itu menunjukkan warga Sragen semakin banyak yang mendukung Prabowo-Gibran.

"Tani merdeka di Kabupaten Sragen telah menjadi generator kebangkitan relawan Prabowo-Gibran di Kabupaten Sragen," kata SW, dikutip dari TribunSolo.com.

"Relawan dari sipil sudah siap untuk memenangkan pembina utama kita (Prabowo) untuk memenangkan Pilpres," imbuhnya.

Tanggapan DPP Ketua Tani Merdeka

Merespons pernyataan SW, Ketua Umum DPP Tani Merdeka, Don Marzuki mendesak Kadus tersebut mundur dari jabatannya.

"Ya ini mundur ini, secara politik kan tidak bisa, cuma sudah saya bilang ini, ya biasalah dalam politik," ujar Don.

Don menjelaskan, Tani Merdeka merupakan organisasi masyarakat (ormas), bukan kelompok atau organisasi relawan pasangan capres-cawapres tertentu.

"Tapi kan kami ormas sebenarnya, ini ormas, kami bukan relawan, organisasi petani kami ini," ucap Don.

"Banyak kawan-kawan kami yang dari Kementerian Pertanian, ada yang profesor petani. Nantinya, kami akan banyak dari pihak-pihak luar yang akan bergabung," jelasnya.

Don menegaskan, pihaknya akan tetap menghormati peraturan KPU terkait netralitas ASN dan perangkat desa.

"Ya untuk dia (SW) saya bilang mundur saja, ya kan fokus di pemenangan, ya biasalah karena dia menggebu-gebu," ungkap Don.

"Ya saya respons ini kan dengan aturan-aturan PKPU yang harus kita hormati. Kami berharap kawan-kawan dari ASN atau perangkat desa, ya sebaiknya mundur, sudah saya sampaikan," lanjutnya.

SW enggan mundur

Meski dinilai tidak netral pada Pilpres 2024, SW menolak munduri dari jabatannya sebagai kepala dusun.

Pasalnya, dia menilai, ada diskrimasi politik terhadap jabatannya, berbeda dengan bupati atau wali kota yang bisa menjadi pengurus bahkan ketua partai politik.

"Sebetulnya dalam deklarasi itu ada pesan yang saya sampaikan, sampai dengan saat ini masih ada diskriminasi politik terhadap profesi kami (perangkat desa)," tutur SW.

"Katakanlah bupati atau wali kota ini bisa menjadi pengurus partai, bahkan bisa menjadi ketua partai, sedangkan perangkat desa untuk nyaleg saja harus mengundurkan diri. Jadi diskriminasi itu sebenarnya pesan yang ingin saya sampaikan," tambahnya.

Karena itu, SW menyatakan, dia tidak akan mundur dari jabatannya selama masih ada diskriminasi tersebut.

"Saya menjadi Ketua Tani Merdeka ini kan, sekali lagi, seperti yang disampaikan ketua umum, ini kan organisasi sosial, sikap dari organisasi sosial kami berpihak kepada pembina utama kami, Pak Prabowo," papar SW.

Dia pun mengungkapkan, tidak ada unsur paksaan kepada anggota Tani Merdeka untuk mendukung dan memenangkan Prabowo-Gibran.

"Teman-teman sepakat semua, tidak ada paksaan, tidak ada unsur apa pun," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/12/15/191031778/kadus-di-sragen-yang-dukung-prabowo-gibran-menolak-mundur-ini-alasannya

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com