Salin Artikel

Lihat Tanahnya Dipatok untuk Jalan Tol, Warga Kulon Progo: Rasanya Kurang Enak

KULON PROGO, KOMPAS.com - Patok tiang 5 inci menancap di jalan masuk pekarangan rumah Ponijan (49), warga RT 13, Pedukuhan Ploso, Kalurahan Banguncipto, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Patok itu warna kuning di bagian atas dan putih di bawahnya. 

Wajahnya datar melihat patok yang tertancap. Buruh harian lepas ini sadar kalau patok menandakan jalan tol tidak akan lama lagi dibangun di tanah milik orangtuanya. 

“Sepertinya semuanya kena (jadi jalan tol),” kata Ponijan di depan pintu samping rumahnya, Rabu (6/12/2023).

Ia melihat keliling rumah tinggalnya yang bakal terdampak pembangunan itu, yakni petak 2.000 meter persegi.

Di dalamnya ada rumah kecil berdinding gipsum, sawah mungil di muka rumah dan kebun sayur buah yang baru tumbuh di samping. 

Di situ, ia dan istrinya menemani hari tua Samiyah (80), ibu dari Ponijan yang renta dan sudah pikun.

Mereka menanam padi dan sayur untuk melengkapi kebutuhan pokok keluarga, selain dari gaji minim Ponijan sebagai seorang juru parkir di sebuah rumah sakit dekat balai desa.

Patok beton warna kuning menancap di lahan mereka. Menurut pekerja yang mematok, kuning itu poros jalan atau titik tengah yang nanti dibangun tol.

Rencana pembangunan sudah diketahui dari beberapa kali sosialisasi di masa lalu. Rencana itu sempat tidak terdengar lama setelah sosialisasi, kemudian tiba-tiba muncul pematokan lokasi.

Patok menandakan pembangunan tol akan berlangsung tidak lama lagi di lahan di mana mereka tinggal. 

Ponijan mengakui, ia belum memiliki rencana membeli tanah baru saat ini. Pasalnya, ia tidak memiliki modal bahkan hanya untuk uang muka mendapat tempat tinggal baru. 

Ia terpaksa menunggu kepastian ganti rugi lahan. Dengan uang ganti rugi nanti, baru lah mereka bisa mencari tempat tinggal baru. Namun demikian, sekalipun dapat ganti rugi, kehidupan di tempat baru tidak begitu saja sama dengan yang dulu. 

Karenanya, ia berharap ganti rugi berjalan lancar dan nilainya memuaskan rakyat kecil seperti dirinya. Rakyat kecil masyarakat paling rentan. 

Ponijan mengharapkan ganti rugi  memuaskan dan membuat keluarga mereka bisa memiliki penghidupan yang lebih baik dari sekarang. 

“Ganti rugi ya di atas rata-rata, biar bisa memiliki kembali (lahan dan rumah) dan (biaya) untuk masa depan. Kasihani kami rakyat kecil,” katanya 

Tidak jauh dari rumah Ponijan, tampak Rejo (45) yang mondar mandir di kejauhan melihat para pekerja sedang menancapkan patok warna merah di sawah yang belum keluar bulir padinya. 

Rejo pengumpul jerami yang kemudian dijual sebagai pakan ternak. Ia tinggal di lahan sekitar 2.000 meter persegi bersama ibunya yang renta dan saudaranya yang tidak bekerja. 

Dari sosialisasi selama ini, tol akan menyita sebagian besar tanah tempat tinggalnya. “Katanya akan kena 1.200 (m2). Batasnya apakah patok merah itu ya?,” tanya Rejo.

Rejo mengaku sedih tanah warisan keluarga terkena dampak pembangunan. Tanah itu milik orangtua terdahulu dan kini ada patok di tengahnya. 

“Sakjane (sebenarnya) semoga tidak kena. Lebih baik tidak punya uang daripada kehilangan aset. Soalnya, tanah warisan (terkena dampak) itu rasanya kurang enak. Ya, sekarang terpaksa,” katanya tidak berdaya.

Namun, ia tidak berniat menolak pada keadaan. Ia hanya berharap, perjalanan pembangunan lancar, ganti rugi segera terwujud, nilai ganti rugi yang cukup untuk membeli tanah sebagai tempat baru.

Selama ini, sawah menghasilkan padi untuk kehidupan sehari-hari. Sedangkan lauk dari hasil menjual jerami yang cuma Rp 20.000 per ikat. 

“Yang penting semoga lancar, tidak dipersulit. Nanti uang akan dipakai untuk beli tanah lagi. Karena belum terima uang, maka ya tidak mencari. Sekarang saja, harga tanah wis duwur (tinggi). Semoga bisa turun kembali. Rakyat kecil semakin kecil,” katanya.

Pembangunan jalan Tol Solo–Yogyakarta–Kulon Progo memasuki tahap pemasangan patok di Kulon Progo. 

Pematokan menyusul terbitnya izin penetapan lokasi (IPL) lewat Keputusan Gubernur DIY Nomor 378/KEP/2023 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo, Seksi Yogyakarta-Kulon Progo.

Desa-desa itu terdapat di 6 kapanewon atau kecamatan, Sentolo, Nanggulan, Wates, Pengasih, Kokap dan Temon. Luas bidang tanah jalan tol di Kulon Progo mencapai 344,417 hektare.

Pematokan berlangsung pertama melalui Dusun Ploso, Banguncipto, sejak pekan lalu. Dukuh Ploso, Kardono mengungkap, pematokan di wilayahnya berlangsung lancar. 

“Semua (berjalan) lancar Mas,” kata Kardono via pesan singkat. 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/12/07/175307078/lihat-tanahnya-dipatok-untuk-jalan-tol-warga-kulon-progo-rasanya-kurang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com