Salin Artikel

Kekeringan, 23 Desa di Kulon Progo Kesulitan Air Bersih

KULON PROGO, KOMPAS.com – Kemarau panjang membuat 23 desa di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta kekeringan dan krisis air.

23 desa itu tersebar di delapan dari 12 Kapanewon atau kecamatan yang ada, mulai dari Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, Kokap, Pengasih dan Temon.

Pemerintah masih menyalurkan air bersih ke dusun-dusun itu sampai sekarang.

“Saat ini, kekeringan berdampak hingga delapan kapanewon. Setiap hari, kami masih terus droping air berdasar daftar permintaan yang ada,” kata Budi Prastowo, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kulon Progo, Senin (20/11/2023).

Budi mengungkapkan, dampak kekeringan masih akan dirasakan sampai akhir Desember. Sementara hujan telah turun di awal November, namun hujan masih ringan dan belum merata ke semua wilayah.

Hujan diperkirakan juga belum cukup untuk kebutuhan air bersih warga. Budi mengungkapkan, BMKG memperkirakan puncak musim hujan baru terjadi di Februari 2024.

“Curah hujan masih sangat kecil atau di bawah normal,” kata Budi.

Karenanya, BPBD masih terus menyalurkan air bersih bagi warga. Tidak hanya kantornya, beberapa instansi dan perusahaan ikut menyalurkan air bersih bagi warga.

BPBD menyalurkan air bersih menggunakan truk tangki ukuran 3.000-5.000 liter. Mereka mencatat sebanyak 602 truk tangki telah disebar untuk melayani 4.057 kepala keluarga atau 13.096 jiwa.

Pemerintah masih menyediakan 400 tangki air lagi untuk mengatasi kebutuhan air bersih hingga Desember 2023.

Siaga Musim Hujan

Di tengah dampak kekeringan yang masih melanda, hujan ringan mulai turun di wilayah Kulon Progo. Musim penghujan pun diperkirakan akan segera tiba.

Palang Merah Indonesia (PMI) Kulon Progo menyiagakan personel mengantisipasi bencana pada musim penghujan yang akan datang. Mereka mengecek peralatan dan semua sarana pendukung.

Bencana kerap datang di berbagai situasi di Kulon Progo. Banjir jadi salah satu ancaman bagi warga Kulon Progo pada musim penghujan. Hal ini terkait dengan Kulon Progo yang dilewati tiga sungai besar, yaitu Sungai Progo, Sungai Serang dan Sungai Bogowonto.

Bila musim hujan tiba, luapan sungai sering mengakibatkan banjir.

"Apalagi potensi dampak bencana musim penghujan di Kulon Progo termasuk tinggi," kata Wisnu Rangga dari Bidang Penanggulangan Bencana, PMI Kulon Progo.

Tidak hanya banjir. Musim penghujan biasanya disertai angin ribut dan disusul tanah longsor di perbukitan Menoreh hingga krisis kesehatan.

Karenanya, PMI Kulon Progo menyiagakan personel mengantisipasi potensi bencana pada musim penghujan yang akan datang.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/11/20/202202078/kekeringan-23-desa-di-kulon-progo-kesulitan-air-bersih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke