Salin Artikel

Harga Kedelai di Bantul Melonjak, Perajin Tahu: Kenaikan Tertinggi Saat Perang Israel-Palestina Dimulai

"Naiknya harga kedelai saya memilih untuk masih bertahan," kata salah satu perajin tahu di Ngoto, Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Tri (33) saat ditemui wartawan Kamis (9/11/2023).

Dia mengaku masih menjual tahu putih dengan harga Rp 500 per bijinya. Kenaikan kedelai dirasakan beberapa pekan terakhir. Namun kenaikan tertinggi saat perang Palestina dan Israel dimulai.

Saat ini harga kedelai tembus di harga Rp 12.600 per kilogramnya. Padahal sebelumnya sekitar Rp 10.000 per kilogramnya.

"Kenaikan tertinggi saat perang Israel Palestina, itu langsung naik. Mungkin karena kedelainya impor dari Amerika," kata dia.

Tri hanya bisa berharap pemerintah membantu UMKM seperti dirinya. Salah satunya dengan kembali mensubidi harga kedelai.

"Kemarin kan setelah harga normal subsidi hilang. Jadi harapannya subsidi untuk kedelai bisa turun lagi," kata Tri.

Pengharjin tempe di Ngoto, Abu (65) mengaku masih menjual tempe ukuran setengah kilogram Rp 6.000 kepada pengepul. Meski diakuinya harga itu sulit untuk mendapatkan keuntungan.

Dijelaskannya, bulan September harga kedelai masih di sekitar Rp 9.000 per kilogram. Oktober ke bulan November naik Rp 1.000 lebih.

"Sekarang harga kedelai Rp 12.900 sampai Rp 13.000 per kilogram," kata dia.

Abu berharap pemerintah tidak tergantung dengan impor, dan bisa mengembangkan kedelai sendiri.

"Kalau bisa jangan lagi tergantung dengan kedelai impor," kata dia. 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/11/09/111834778/harga-kedelai-di-bantul-melonjak-perajin-tahu-kenaikan-tertinggi-saat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke