Salin Artikel

"Merah", "Kuning", Gibran

KOMPAS.com - Bakal calon wakil presiden (Bacawapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Gibran Rakabuming Raka, menghadiri acara deklarasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, pada Senin (6/11/2023) siang.

Gibran yang merupakan Wali Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), mengajukan cuti dari tugasnya untuk menghadiri acara tersebut.

Tak sendiri, Gibran pun ditemani oleh adik bungsunya yang juga menjabat sebagai Ketua Umum (Ketum) PSI, Kaesang Pangarep. Keduanya kompak mengenakan pakaian berwarna biru langit.

Kedatangan Gibran disambut Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Perkasa Roeslani, Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, Sekjen PAN, Eddy Soeparno, Sekjen Demokrat, Teuku Riefky Harsya.

Selain itu, hadir juga Sekjen Gelora, Mahfudz Sidiq, Sekjen PBB, Afriansyah Noor, serta anggota elite Golkar, Nusron Wahid.

"Saya mau ke kamar mandi dulu," kata Gibran saat baru tiba di lokasi.

Makan siang dengan wapres

Dalam surat izin yang dikeluarkan oleh Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana, pada Minggu (5/11/2023), Gibran disebut bakal menghadiri acara makan siang bersama wapres, Ma'ruf Amin.

Padahal, agenda makan siang Ma'ruf Amin bersama ketiga Bacawapres yang semula bakal digelar hari ini harus ditunda.

"Bersama ini saya informasikan bahwa pertemuan tersebut ditunda. Selanjutnya segera dijadwalkan waktu yang cocok untuk pertemuan tersebut," ujar Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi, Minggu (5/11/2023).

"Penundaan ini disebabkan Wapres Ma’ruf Amin harus menghadiri hal yang sangat penting, yaitu Rapat Internal bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, dan beberapa agenda kenegaraan lainnya," sambungnya.

Penjelasan Teguh Prakosa

Saat Gibran tidak masuk, tugas Wali Kota Solo sementara diambil alih oleh wakilnya, Teguh Prakosa. Dia mengaku baru mengetahui surat izin Gibran pada pagi tadi.

"Baru saja (tahu surat izinnya). (Gibran) Izin satu hari," ucap Teguh.

Terkait kabar yang menyebut Gibran bakal hadir dalam acara HUT ke-59 Partai Golkar di Jakarta, Teguh mengatakan, dia tak tahu perihal tersebut.

"Itu tidak ada (di dalam surat izin). Hari ini hanya izin untuk undangan makan siang (bersama) Pak Wapres," jelasnya.

Gibran gabung Golkar?

Terkait informasi yang menyebut Gibran bakal diumumkan sebagai anggota Golkar pada hari ini, Teguh juga mengaku tidak tahu soal hal tersebut.

Akan tetapi, dia memastikan, Gibran belum mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) ke DPC PDI-P Solo.

"Saya tidak tahu (kalau Gibran mengembalikan KTA di DPP PDIP). Kalau di DPC belum. Mengembalikan (KTA) harusnya ke DPC," tutur Teguh, dikutip dari TribunSolo.com.

Terlepas hal itu, Teguh menyatakan, enggan menanggapi perbedaan pilihan dalam politik secara berlebihan.

"Saya biasa-biasa saja. Sebagai masyarakat Surakarta kan biasa-biasa saja," imbuhnya.

Namun dia hanya menekankan soal pentingnya mentaati proses administrasi sebagaimana aturan yang berlaku.

Pernyataan PDI-P

Sebelumnya, Sekjen DPP PDI-P, Hasto Kristiyanto menyebut bahwa putra sulung Presiden Jokowi kini bukan lagi bagian dari keluarga besar PDI-P karena telah "dikuningkan".

"Kami sudah menerima telepon dari Ketum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, bahwa Mas Gibran ini di-kuning-kan, di-Golkar-kan," ungkap Hasto, Minggu (5/11/2023).

"Maka otomatis, Gibran, karena mencalonkan bersama Prabowo, sudah tidak menjadi bagian dari keluarga PDI-P lagi," tegasnya.

Berdasarkan konstitusi, menurutnya, seseorang tidak bisa memiliki KTA partai politik ganda.

"Ini juga diatur dalam (aturan) pilkada sehingga di dalam pilpres pun capres dan cawapres tidak bisa memiliki KTA ganda," terangnya.

"Iya artinya, surat telah dikirimkan, etika politik harus dipenuhi. Mas Gibran sudah pamit ke Mbak Puan, pamit untuk dicalonkan dengan Partai Gerindra dan koalisi," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/11/06/154610178/merah-kuning-gibran

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com