Salin Artikel

Lansia di Bantul Tewas Dianiaya 3 Pria, Terungkap gara-gara Menantu Korban Keluar dari Grup WA "Laku Tirakat"

Ketiga pelaku adalah D (55) alias Pendek, M (51) alias Sentit dan R (51) alias Bono. Semuanya warga Ngeblak, Wijirejo, Pandak, Bantul.

"Saksi Surono keluar dari grup WhatsApp 'Laku Tirakat'. Atas kejadian ini mengeroyok, atau menganiaya mertua Surono yakni Jumirat," kata Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry Prana Widnyana di Mapolres Bantul Rabu (18/10/2023).

Lalu, D mengumpulkan M dan R di rumahnya pada Senin (25/9/2023). Saat itu, D memerintahkan kepada keduanya agar membunuh Surono namun beberapa kali gagal.

D memerintahkan kepada M dan R untuk membunuh dengan kalimat kono gek mangkat, digoleki, digepuki nganti mati (segera berangkat, cari dan pukuli sampai mati)

Keduanya bertemu J dan langsung melakukan penganiayaan hari Rabu (27/9/2023).

"Rabu pagi M dan R melihat mertua Surono di pinggir jalan dan kemudian keduanya menganiaya korban. Lalu ada saksi yang lihat dan keduanya ternyata kabur ke rumah D," kata Jeffry.

Barang bukti yang diamankan berupa satu unit motor, pipa batang besi dengan panjang 65 cm dibungkus karung plastik, pipa berisi cor semen, helm, pakaian yang dikenakan pelaku.

Kanit Reskrim Polsek Pandak Ipda Haryanto menambahkan, D menjadi guru spiritualnya.

Dijelaskannya, Surono keluar dari grup karena tidak melaksanakan perintah laku tirakat dalam grup itu.

"Sehingga D ini sebagai guru spiritualnya menjadi dendam karena apa yang menjadi arahan dan keinginan dia tidak dilaksanakan," kata Haryanto.

Surono anggota 'Laku Tirakat' sejak 2017 dan keluar pada 2019. Awalnya dia mengikuti grup 'Laku Tirakat' untuk mencari kemudahan bekerja, usaha dagang lancar.

D mengancam M dan R jika tidak bisa membunuh Surono maka sebagai gantinya keduanya harus mati.

Atas perbuatannya, Ketiga pelaku disangkakan Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP Subsider Pasal 170 ayat (2) ke 3e KUHP Subsider Pasal 351 ayat (3) KUHP Juncto Pasal 55 KUHP tentang barang siapa dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain subsider pembunuhan subsider di muka umum bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang subsider penganiayaan.

"Untuk ancamannya hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya 20 tahun," kata dia.

D mengaku anggota grup 'Laku Tirakat' dulunya berjumlah enam orang. Sebanyak tiga orang yang memutuskan keluar dari grup hingga akhirnya menyisakan dirinya, M dan R.

Dijelaskannya kegiatan grup hanya melek malam, ziarah di kuburan. D mengaku mendapat bisikan gaib untuk membunuh Surono. "Bisikan gaib, pokoknya harus nganu (membunuh) gitu," kata dia.

Polisi mengamankan tiga orang pria paruh baya karena menganiaya Jumirat (65) lansia warga Gedongsari, Kalurahan Wijirejo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta hingga tewas. Polisi masih menyelidiki motif penganiayaan ini.

Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry Prana Widnyana menyampaikan, peristiwa ini bermula saat saksi bernama Tri melintas di Jalan bulak sawah Barat Gedongsari, Rabu (27/9/2023) pukul 09.30 WIB.

Saksi saat itu melihat tiga orang pria menganiaya korban Jumirat menggunakan pipa di dalamnya berisi semen.

Tri yang berniat menolong korban malah diancam salah satu pelaku menggunakan sajam.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/10/18/192742578/lansia-di-bantul-tewas-dianiaya-3-pria-terungkap-gara-gara-menantu-korban

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com