Salin Artikel

Lubang Misterius di Halaman Rumah Warga Kulon Progo Akhirnya Diuruk Tanah

KULON PROGO, KOMPAS.com – Lubang misterius raksasa di halaman rumah Karyo Dimejo (70) akhirnya ditutup warga Pedukuhan Popohan, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka menutup lubang dengan tanah dan batu andesit.

Upaya itu melibatkan satu mini excavator SY75C atau backhoe dibantu sekitar 30 warga Popohan.

“Pekerjaan dimulai pukul 07.00 WIB. Warga ada yang membersihkan samping rumah hingga memotong kayu untuk membuat jembatan bagi backhoe masuk lokasi,” kata Dukuh Popohan, Restu Bayu Permadi di halaman rumah Mbah Karyo, Minggu (15/10/2023).

Lubang misterius muncul sejak pertengahan Desember 2022. Mulut lubang terus melebar seiring hujan deras hingga diameter 5-6 meter.

Penelitian akademisi melaporkan, lubang ini memiliki lorong yang kedalamannya belum bisa diperkirakan.

Lubang berada di halaman samping rumah Mbah Karyo, tepat di bawah tebing curam.

Pedukuhan menyewa alat berat dengan bantuan dana kebencanaan di pemerintah kalurahan Banjararum. Ekskavator mini ini cocok bekerja di jalan sempit dan curam wilayah Popohan. Ekskavator bekerja cepat menutup lubang itu hari ini.

Alat berat mengawali menutup lubang lorong dengan batu-batu ukuran besar yang ada di sekitar tebing rumah. Setelah tertutup batu, ekskavator mengambil tanah tebing untuk menutup lubang dan meninggikan permukaan halaman hingga lebih setengah meter.

“Batu besar diambil untuk mengunci lubang lorong yang katanya sampai 50 meter. Kalau lorong tidak ditutup, maka tanah dan batu bisa ke bawah. Baru ditutup tanah,” kata Bayu.

Pekerjaan ini berlangsung sejak pukul 07.00 WIB. Selain menutup lubang, alat berat sekaligus menata halaman rumah Mbah Karyo, seperti: menaikkan permukaan tanah di halaman dan membuat terasiring pada tebing untuk mengurangi dampak longsor susulan.

Bayu mengungkapkan, ia telah berkoordinasi dengan pemerintah kalurahan dan mengikuti petunjuk dari akademisi yang belum lama ini melakukan penelitian pada lubang. Ia tidak ingin menunggu hingga musim hujan yang biasanya diikuti bencana longsor.

Mereka menargetkan pekerjaan ini selesai satu hari.

“Persiapan sudah sejak kemarin sore, backhoe datang dari Sleman. Dikirim ke sini, tapi karena jalan ekstrem maka turun di dekat masjid bawah, kemudian naik sendiri ke atas, parkir semalam dan pagi ini bekerja,” kata Bayu.

Mbah Karyo duduk di tepi kebun sambil menyaksikan sendiri proses pengurukan tanah ke lubang. Ia mengaku senang karena lubang akhirnya ditutup.

“Saya sangat senang sudah dibantu,” kata Karyo.

Dia berencana memanfaatkan lahan yang ditata ini untuk menanam pohon singkong dan bukan pohon besar seperti dulu.

Diketahui, Lubang itu muncul pada pertengahan Desember 2022 malam. Sejak itu, warga gotong royong menutup lubang dengan terpal.

Peneliti dari UGM maupun Universitas Diponegoro sampai datang meneliti lubang.

Ahli mengaitkan lubang itu dengan struktur tanah di kemiringan bukit Popohan.

Kawasan itu memang berpotensi longsor karena banyak ditemukan tanah bergerak, seperti tanah amblas, tebing rumah longsor, jalan terkikis dan hampir patah. Bahkan ada sumur yang mengecil karena tanah di bawahnya bergeser.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/10/15/141333678/lubang-misterius-di-halaman-rumah-warga-kulon-progo-akhirnya-diuruk-tanah

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com