Salin Artikel

Truk Tangki Angkut Bantuan Air Bersih untuk Dusun Kekeringan Jatuh ke Jurang Bukit Menoreh

KULON PROGO, KOMPAS.com – Truk pengangkut air bersih terguling di jalan ekstrem Bukit Menoreh di RT 42 Pedukuhan Sangon 2, Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Truk jatuh ke jurang sedalam enam meter, terhenti di jalan setapak tepat di samping jurang sebelah sungai yang dalam. 

Sopir luka ringan dalam peristiwa ini, sedangkan kernet selamat.

“Truk ini bermuatan air, tidak kuat menanjak. Habis tenaga, mundur, menghantam tebing. Muatan tidak penuh, jadi ngglimpang (terguling) ke bawah,” kata Rahmaji (23) asal Purworejo, Jawa Tengah, Jumat (13/10/2023).

Truk kuning AB 8520 NK memuat sedikitnya 4.000 liter air bersih bagi warga terdampak kekeringan di Pedukuhan Plampang I, Kalirejo. Truk dikemudikan warga Purworejo, Nurcholis (25) dan kernet Miswahudin (21).

Rahmaji mengungkapkan, tiga truk beriringan ke Kalirejo. Truk yang dikemudi Rahmaji dan Nurcholis menuju Plampang II dan Plampang I yang berada di atas bukit. Satunya lagi berada di bagian bawah bukit.  

Menuju ke Plampang I, mereka harus melintasi jalan kabupaten di Pedukuhan Sangon 2, yakni jalan antara masjid Al Muttaqin di Sangon 2 dan Plampang I.

Jalan aspal ini memiliki lebar tiga meter, namun kemiringannya cukup ekstrem lebih dari 50 derajat. 

Karena tanjakan ekstrem tersebut, truk melaju satu per satu. Apalagi, para sopir belum pernah melintasi jalan ini.

“Saya menunggu di belakang sekitar 100 meter,” kata Rahmaji.

Ia melihat truk yang dikemudi Nurcholis melaju ke atas, hampir sampai simpang tiga tapi truk berhenti, tak kuat menanjak, mundur dan sempat menghantam tebing sebelum terguling ke jurang di sebelah kirinya. 

Kernet sempat melompat keluar. Nurcholis berhasil keluar dari kabin setelah truk berada di bawah. 

“Sopir luka ringan di tangan. Kernet tidak apa karena sempat lompat,” kata Rahmaji.

Sementara itu, truk mengalami kerusakan berat, yakni kabin yang ringsek, semu kaca pecah, tangki air yang penyok di sana sini. Kerugian belum bisa diperkirakan.

Dusun kekeringan

Truk kuning yang terguling ini rencananya menyuplai air bersih bagi warga terdampak kekeringan di Pedukuhan Plampang I.

Dukuh (kepala dusun) Plampang I, Sarman mengungkapkan air bersih merupakan bantuan dari komunitas anak muda yang menamakan diri Pasukan Ikan.

Komunitas tersebut rencananya menyalurkan 40.000 liter air bersih atau 10 tangki air bagi warga.

Truk pertama yang dikirim mengalami kecelakan di tanjakan Sangon 2 ini. 

“(Baru truk) ini yang pertama dari komunitas (Pasukan Ikan). Sebelumnya, CSR memang pernah ada dari ibu-ibu pengajian Yogyakarta. Kalau dari pemerintah melalui BPBD, Tagana dan PMI,” kata Sarman.

Sarman menceritakan, dusunnya salah satu yang  terdampak cukup berat akibat kekeringan. Pasalnya, sebagian besar sumur gali masyarakat sudah tidak lagi mengeluarkan air.

Warga sangat membutuhkan air bersih untuk keperluan sehari-hari, terutama merek yang mayoritas penderes dan pembuat gula kelapa.

Sebanyak 85 dari 220 kepala keluarga sudah tidak menikmati air bersih cukup selama empat bulan ini. Mereka berharap dari bantuan pemerintah maupun CSR. 

“Sumur warga yang lain juga semakin kecil debitnya,” katanya.

Bantuan air biasanya disalurkan ke torn dan bak penampungan warga. Pada beberapa titik menciptakan antrean warga yang mengambil air menggunakan jeriken. 

“(Antrean karena) tidak semua tampungan dekat dengan rumah warga. Sehari (kiriman satu tangki bisa) habis. Warga yang mendengar bahwa mau ada kiriman air tentu sudah siap mengambil,” kata Sarman.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/10/13/222509978/truk-tangki-angkut-bantuan-air-bersih-untuk-dusun-kekeringan-jatuh-ke

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com