Salin Artikel

Harga Beras di Yogya Tak Kunjung Turun, Penjual Harus Tunggu Kiriman 3 Hari

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Belum ada tanda-tanda harga beras turun di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bahkan harga beras jenis premium di kota gudeg ini sudah mencapai Rp 15.000.

Salah satu penjual beras di Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta, Joko mengatakan harga beras mengalami kenaikan walau sedikit.

Kenaikan sudah terjadi sejak satu bulan terakhir dan belum ada tanda-tanda akan turun.

“Paling murah itu Rp 13.000 beras bulog, yang bukan Bulog di atas itu. Ada yang Rp 14.000, ada yang Rp 15.000,” ujarnya, Kamis (12/10/2023).

Akibatnya, terjadi penurunan pembelian beras di kiosnya. Bahkan beberapa pelanggannya sudah lama tidak membeli beras di kiosnya.

“Biasane ketok kok iki wes ra ketok (biasanya kelihatan kok ioni sudah tidak kelihatan). Enggak tahu larinya kemana,” kata dia.

Turunnya pembeli ini berbarengan dengan naiknya harga beras dan sekarang para pembeli lebih cenderung membeli beras dengan harga yang  paling murah.

“Kalau yang harga mahal itu orang-orang tertentu saja,” ucap Joko.

Menurutnya kenaikan beras ini disebabkan belum adanya panen dari petani, ditambah cadangan gabah semakin sulit dicari saat ini, sehingga membuat kenaikan harga. 

Kenaikan harga beras ini tidak secara langsung terjadi tetapi naik secara bertahap.

“Naiknya itu pertama Rp 500, naik lagi Rp 300, terakhir naik Rp 200,” imbuhnya.

Dari segi stok, menurut Joko, masih ada tetapi saat melakukan pemesanan dia harus menunggu kurang lebih 3 hari untuk mendapatkan kiriman beras.

“Misalnya minta hari ini, nunggu dulu 3 hari baru ada itu yang non Bulog,” kata dia.

Penjual lainnya, Iswarini mengatakan harga beras untuk jenis medium harganya Rp 14.000 dan yang kualitas di atasnya Rp 15.000 dan yang paling murah beras Bulog Rp 12.000 untuk harga eceran.

“Rp 15.000 (premium) tapi ada yang lebih tinggi lagi yang mentik wangi itu sampai Rp 16.500 yang bagus,” kata dia.

Kenaikan harga ini sudah dirasakan sejak satu bulan lalu dan belum ada tanda-tanda penurunan harga.

"Enggak panen tho kemarau panjang, gak ada air karena kemarau panjang,” kata dia.

“Pembeli sekarang yang murah, sekarang pasar juga sepi jam 14.00 tutup sepi. Menurun ya 50 persen adalah. Enggak tahu pembeli beli di mana opo beli online enggak tahu,” pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/10/12/082128878/harga-beras-di-yogya-tak-kunjung-turun-penjual-harus-tunggu-kiriman-3

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke