Salin Artikel

Pendopo Keraton Solo dan Petilasan Brawijaya V Tidak Terkena Kebakaran Hutan Gunung Lawu

KOMPAS.com - Kebakaran hutan di Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng), semakin meluas, pada Selasa (3/10/2023).

Sementara itu, beberapa bangunan yang berada di kawasan Hargo Dalem, Puncak Gunung Lawu, dilaporkan dalam kondisi aman.

Salah satu bangunan yang ada di wilayah tersebut adalah pendopo milik Keraton Surakarta Hadiningrat.

Menurut Edi (41), pemilik Warung Mbah Mo, Cemoro Kandang, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jateng, pendopo yang biasanya digunakan saat bulan Suro itu tidak tersentuh kobaran api.

"Kondisi pendopo (milik) Keraton Solo aman," kata Edi, Selasa (3/10/2023), dikutip dari TribunSolo.com.

Selain pendopo itu, Edi mengatakan, terdapat Pendopo Kiky yang berlokasi di antara Sendang Drajat dengan Hargo Dalem.

Pendopo Kiky merupakan pendopo yang digunakan untuk tempat istirahat keluarga dari perusahaan kertas dan alat tulis besar di Indonesia

"Kondisi Pendopo Kiky juga aman dari kobaran api," ujar Edi.

Kemudian, di kawasan tersebut juga terdapat petilasan Brawijaya V serta bedeng yang digunakan oleh warga setempat.

"Di sana juga kondisinya aman, tidak terimbas api kebakaran hutan," ungkapnya.

Pemadaman masih diupayakan

Hingga saat ini, pemadaman api yang membakar hutan Gunung Lawu sejak Sabtu (30/9/2023) itu masih terus diupayakan berbagai pihak.

BPBD Karanganyar, Forkopimda Pemkab Karanganyar, Bupati Karanganyar, dan Perhutani pun masih berkoordinasi lebih lanjut terkait penggunaan water bombing untuk memadamkan kebakaran.

"Sementara masih koordinasi. Besok kami akan berkoordinasi dengan Bupati Karanganyar, Juliyatmono, Kapolres Karanganyar, dan Perhutani untuk membicarakan itu," ucap Kepala Pelaksana BPBD Karanganyar, Juli Padmi Handayani, Senin (2/10/2023).

Saat ini, upaya pemadaman masih menggunakan cara manual. Kondisi alam di Gunung Lawu juga menjadi hambatan tersendiri bagi para relawan.

"Sementara ini masih menggunakan manual dulu," jelasnya.

Sebelumnya, bantuan untuk pengadaan water bombing guna pemadaman kebakaran di Gunung Lawu telah diajukan. Pasalnya, kobaran api yang terus meluas itu sulit dipadamkan dengan alat seadanya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Prilla Yudha Putra menuturkan, api yang mengarah ke Puncak Gunung Lawu tidak bisa dijangkau oleh petugas dan warga.

"Kami mengharapkan bantuan water bombing. Sudah kami ajukan bantuan untuk water bombing. Persyaratan administrasi sudah diurus," terangnya, Minggu (1/10/2023).

Di samping itu, pihaknya juga telah membentuk dua posko darurat di Desa Ngrayudan, dan Dusun Kembang, Desa Girimulyo.

"Sudah dapat tambahan personel dari BPBD Kota dan Kabupaten Madiun. BPBD Magetan siap siaga di wilayah karena kebakaran sudah mengarah ke Kecamatan Panekan, Magetan," papar Yudha.

Saat ini, petugas gabungan dibantu warga setempat terus berupaya menghalau api dengan membuat jalur batas khusus atau ilaran api, yang berdekatan dengan kawasan hutan produksi atau hutan pinus.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/10/03/190644178/pendopo-keraton-solo-dan-petilasan-brawijaya-v-tidak-terkena-kebakaran

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com