Salin Artikel

Cuaca Panas, ISPA di DI Yogyakarta Meningkat daripada Tahun Lalu

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie menjelaskan untuk musim kemarau tahun ini terjadi peningkatan kasus ISPA di DIY.

“Ada kasus tren kenaikan kasus ISPA di DIY,” ujar Pembajun, Selasa (3/10/2023).

Ia membeberkan berdasarkan data Dinas Kesehatan DIY kasus Pneumonia pada 2023 minggu ke-38 mengalami kenaikan jika dibanding dengan 2022 juga di minggu ke-38.

Seperti di Kabupaten Bantul pada 2022 sejumlah 323 kasus, pada 2023 sampai Oktober ini naik menjadi 690.

Kabupaten Gunungkidul di 2022 164 kasus, pada tahun ini 170 kasus. Kulon Progo tahun lalu 114 kasus, di 2023 ini naik 153 kasus. Sleman pada 2022 sebanyak 213 kasus, di 2023 259 kasus. Adapun di Kota Yogyakarta pada 2022 367 kasus, tahun ini naik jadi 614 kasus.

Merespons adanya kenaikan kasus, Pembajun mengimbau kepada masyarakat agar kembali menggalakkan pengelolaan sampah dengan cara 3R, yakni reduce, reuse, dan recycle.

“Memilah dan mendaur ulang sampah. Dengan cara ini diharapkan bisa mengurangi penimbunan dan pembakaran sampah di masyarakat maupun di TPS-TPS,” jelas dia.

Selain itu juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari.

“Imbauan bagi masyarakat untuk menerapkan PHBS dan tetap menggunakan masker terutama bagi masyarakat yang sedang dalam kondisi sakit, dan yang berada dalam wilayah dengan kualitas udara yang kurang baik,” ucap dia.

Sebelumnya diberitakan, Jumat (29/9/2023) menjadi hari terpanas sejak satu minggu terakhir di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Salah satu yang mempengaruhi suhu panas di DIY ini adalah fenomena equinox.

“Suhu udara maksimum saat ini 33 derajat. Tertinggi selama seminggu ke belakang,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas saat dihubungi, Jumat (29/2023).

Fenomena equinox adalah fenomena di mana jarak matahari dan bumi adalah yang paling dekat pada akhir September. Hal ini juga berperan membuat suhu maksimal menjadi lebih tinggi.

“Akhir September ini peristiwa equinox terjadi, di mana jarak matahari dan bumi paling dekat, ini juga menambah suhu udara maksimal menjadi lebih tinggi,” ucap dia.

Suhu hari ini mengalami kenaikan sebesar 1 derajat celsius jika dibandingkan hari-hari sebelumnya, yang suhu maksimalnya tercatat sebesar 32 derajat celcius.

Faktor lainnya yang membuat suhu panas di DIY adalah, akhir-akhir ini tidak terjadi hujan sehingga tidak banyak awan. Membuat sinar matahari menyinari bumi terasa sangat terik karena tidak ada halangan awan hujan.

“Saat ini juga masih berlangsung musim kemarau dan disertai ada fenomena El Nino, sehingga kondisi iklim yang dirasakan juga lebih kering,” kata dia.

BMKG DIY mengimbau kepada masyarakat dan instansi terkait agar mewaspadai potensi kekeringan, potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan, serta harus menjaga kondisi tubuh dengan perbanyak minum air putih.

“Dengan adanya suhu maksimal yang lebih panas, bisa menyebabkan dehidrasi, dan juga udara yang dirasakan akan lebih kering, sehingga banyak debu di atmosfer, maka bisa mengganggu alat pernapasan kita,” jelas dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/10/03/123823678/cuaca-panas-ispa-di-di-yogyakarta-meningkat-daripada-tahun-lalu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke