Salin Artikel

Kekeringan di Bukit Menoreh, Warga Bikin Kolam dari Terpal Tampung Bantuan Air Bersih

KULON PROGO, KOMPAS.com –Warga membuat kolam dari terpal untuk menampung air bersih di beberapa wilayah dusun pada Kalurahan Purwosari, Kabupaten Kulon Progo,  Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Air yang diterima warga itu bantuan pemerintah bagi warga terdampak kekeringan.

Salah satunya berada di RT 27, Pedukuhan (dusun) Ngaglik.

“Penampungan air ini untuk mengatasi kebutuhan air bersih warga kami, tapi sekali isi penampungan ini hanya satu atau dua hari habis,” kata Poniman, warga Pedukuhan Ngaglik, Purwosari, Senin (25/9/2023).

Kolam warga berupa terpal seluas 24 meter persegi dengan tinggi sekitar setengah meter. Kolam belum lama dibangun dan sudah dua kali diisi pekan lalu.

Poniman mengungkapkan, karena kekeringan maka kolam cepat sekali habis. Warga langsung antre mengambil air sambil membawa pakai jeriken maupun ember. 

Pemanfaatan terpal sebagai kolam untuk mem-back up toren bantuan pemerintah di masa lalu yang kini sudah mengalami kerusakan. Padahal, warga di pegunungan memerlukannya bila menghadapi kemarau panjang seperti sekarang.

“Penampungan ini langsung kering dalam dua hari karena warga langsung antre,” kata Poniman. 

RT 27 wilayah tertinggi di Ngaglik. Wilayah ini berada di tengah di mana  Jatimulyo berada di Barat Daya, Giripurwo di Selatan, Pendoworejo di Timur dan Samigaluh di Utara. 

Karena puncak tertinggi itu maka warga Ngaglik  kerap mengalami kekeringan terparah bila kemarau datang.

Warga mengandalkan mata air di sungai Krompot terdekat bila bantuan air bersih habis. Warga bisa antre berjam-jam hanya untuk dapat satu jeriken ukuran 18 liter. 

Mata air itu juga dimanfaatkan warga dari dusun sebelah.

“Mata air ada tapi tidak mencukupi,” katanya. 

Saat ini, dampak kekeringan dirasakan semua RT yang ada. Lebih dari 250 jiwa ada di Ngaglik terdampak kekeringan dan membutuhkan air bersih.

“Sudah dua bulan belakangan seperti ini,” kata Suwaryono.

Beberapa warga ada yang menarik selang ke sungai dan menyedot air pakai mesin pompa. Kapasitas air hanya bisa mengatasi kebutuhan air bersih satu keluarga. 

“Saya menarik selang sampai 250 meter dari sawah saya,” katanya.

Koordinator relawan Tagana untuk Girimulyo, Sutikno mengungkapkan, sebagian besar wilayah Purwosari terdampak kekeringan. Pengiriman bantuan air bersih masih terus berlangsung ke beberapa dusun. 

Hari ini saja, bantuan air bersih diberikan pada dua dusun, yakni Prangkokan dan Wonosari yang bersebelahan dengan Ngaglik. 

Selain air bersih, ia telah mengusulkan penyaluran  terpal penampungan air bersih bagi warga. Dengan penampungan itu, maka penyaluran air bisa lebih cepat sampai ke warga. 

“Kolam terpal memang masih baru satu di Ngaglik, tapi kami telah mengusulkan terpal lagi ke BPBD untuk dusun lain,” kata Sutikno.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/09/26/055226778/kekeringan-di-bukit-menoreh-warga-bikin-kolam-dari-terpal-tampung-bantuan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke