Salin Artikel

Tanggapi Wacana Duet Ganjar dan Prabowo, Bambang Pacul: Kalau Bu Mega Berkenan

KOMPAS.com - Deklarasi pasangan bakal capres dan cawapres, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memicu perubahan politik jelang Pilpres 2024.

Kondisi ini pun membuat sejumlah pihak kembali menggaungkan peluang duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Terkait hal tersebut, Ketua DPD PDIP Jawa Tengah (Jateng), Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul tak mempermasalahkan munculnya wacana itu.

Akan tetapi, dia menegaskan, keputusan tetap berada di tangan Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri.

"Ya boleh-boleh saja, posisinya baru (ada) capres, cawapresnya belum ada. Kalau Bu Mega berkenan," kata Bambang Pacul, dikutip dari TribunSolo.com.

Dia memastikan, pihaknya akan tetap mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres pada Pilpres mendatang.

"Ibu (Megawati) tidak mengubah putusan, konsisten dia. Sekali putuskan Ganjar (capres), ada yang mengatakan Ganjar diganti, mana ada (keputusan berubah). Bu Mega tidak akan seperti itu," ujar Bambang.

PDIP lebih hati-hati

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Puan Maharani mengaku pihaknya kini lebih berhati-hati dalam menentukan bakal cawapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo.

"Dengan situasi dan kondisi seperti ini, tentu kami (PDIP) harus mempertimbangkan lagi kemungkinan-kemungkinan yang nantinya menjadi keputusan kami," ucap Puan, di Benteng Vastenberg, Kota Solo, Jateng, Sabtu (2/9/2023).

Meski begitu, dia menekankan, langkah PDIP saat ini untuk memenangkan Ganjar Pranowo sebagai presiden telah sesuai dengan strategi partai.

"Kita semua partai sudah punya strategi masing-masing," tandasnya.

Pertemuan Puan dan Jokowi

Puan sempat bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/9/2023).

Adanya pertemuan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto.

"Para ketum parpol berkumpul di sini. Tadi Mbak Puan bertemu dengan Presiden Jokowi. Sementara capres, Ganjar Pranowo di Semarang menjelang berakhirnya masa jabatannya," ungkapnya.

Hasto mengatakan, pertemuan Puan dan Jokowi berlangsung sebelum para Ketum partai pengusung Ganjar bertemu di Kantor DPP PDIP, di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin siang.

Adapun para Ketum partai itu adalah Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri, Plt Ketum PPP, Mardiono, Ketum Perindo, Hary Tanoesoedibjo, dan Ketum Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO).

Hasto menyatakan, partai pengusung Ganjar kini semakin solid menghadapi Pemilu 2024.

"Momentum Mas Ganjar rebound di berbagai survei semakin menambah militansi semua pihak untuk memenangkan Pilpres 2024," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/09/04/165829778/tanggapi-wacana-duet-ganjar-dan-prabowo-bambang-pacul-kalau-bu-mega

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com