Salin Artikel

Dampak Gerakan Pilah Sampah, Volume Harian di Sleman Turun dari 300 Ton Jadi 254 Ton

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Volume sampah harian di Kabupaten Sleman mengalami penurunan.

Hal ini merupakan dampak positif dari gerakan pilah sampah yang didengungkan sejak penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. 

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyebut dampak gerakan pilah sampah dari rumah tangga sudah mulai terlihat. 

"Mulai akhir Juni kemarin volume sampah harian kita turun dari 300 an ton per hari menjadi 254 ton per hari. Dan saya yakin sekarang lebih turun lagi. Ini berarti sudah banyak yang melakukan (pilah sampah) dan mulai efektif," ujar Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8/2023). 

Kustini menyampaikan gerakan pilah sampah dari rumah tangga gencar disosialisasikan sejak adanya wacana penutupan TPA Piyungan bulan Februari lalu.

Gerakan tersebut juga diperkuat dengan Surat Edaran (SE) Bupati Sleman. 

Pemerintah Kabupaten Sleman juga memasifkan gerakan pilah sampah dari rumah tangga dengan melibatkan peran tokoh masyarakat dan tokoh agama. 

"Edukasi terus kita lakukan salah satunya dengan mengurangi sampah. Setelah itu kita tekankan agar sampah itu dipilah agar lebih mudah diolah. Sehingga sampah yang tidak bisa diolah yang dibawa ke tempat penampungan sementara itu bisa berkurang cukup banyak," jelasnya. 

Kustini mengungkapkan dalam waktu dekat kemungkinan Pemerintah Kabupaten Sleman akan membentuk satuan tugas (Satgas) guna penanganan masalah sampah di Sleman. 

"Rencana (membentuk satgas penanganan sampah) itu ada. Karena kita juga belajar dari keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 dengan dibentuknya satgas," jelasnya. 

Meskipun begitu, Pemerintah Kabupaten Sleman tetap mendorong penanganan sampah bisa dapat diselesaikan di tingkat kalurahan. 

"Namun kita juga dorong kalurahan untuk membantu mengolah sampah lewat bumkal (Badan usaha kalurahan) seperti di Pandowoharjo dan Sinduadi. Ke depan kita akan menjajaki kerja sama dengan swasta untuk mengelola sampah," ucapnya. 

Seiring ditutupnya TPA Piyungan hingga 5 September mendatang Pemkab Sleman telah melakukan berbagai upaya.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuat tempat penampungan sampah sementara (TPSS) di Tamanmartani. 

Terkait dengan akan segera berakhirnya TPSS di Tamanmartani pada 5 September mendatang, Kustini menambahkan pemerintah sedang mencari lokasi TPSS baru.

Berbeda dengan yang di Tamanmartani, sampah yang akan dikirim ke TPSS yang baru nantinya akan diolah. 

"Kita akan menyiapkan TPSS baru serta akan kita olah sampahnya," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/09/01/085630578/dampak-gerakan-pilah-sampah-volume-harian-di-sleman-turun-dari-300-ton

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke