Salin Artikel

Tak Terima Spionnya Dipukul, Pria Ini Bacok Korbannya Pakai Pedang

kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, AKP Archye Nevada mengatakan kronologis kejadian bermula pada 14 Agustus 2023 pukul 16.00 WIB, terjadi perselisihan antara korban dan pelaku karena Pitik dianggap hampir menyenggol motor korban.

“Korban dan pelaku sempat bertemu di jalan tepatnya di Jalan Mantrijeron, terjadi perselisihan karena pelaku dianggap hampir mengenai motor korban,” ucap Archye, Rabu (16/8/2023).

Hamid lalu memberhentikan mobil yang dikendarai oleh Pitik, lalu terjadilah cekcok oleh korban dan pelaku. Cekcok keduanya sempat berhenti, tetapi setelah Hamid hendak meninggalkan lokasi, dia sempat mengumpat dan memukul spion mobil Pitik.

Umpatan korban membuat Pitik gelap mata, dan akhirnya menghampiri korban menggunakan senjata tajam jenis pedang dengan panjang 65 cm.

“Faktor itu lah yang menyebabkan pelaku gelap mata dan menghampiri korban, lalu melakukan penganiayaan menggunakan senjata tajam,” jelas dia.

Menurut Archye, senjata tajam berukuran 65 cm ini sudah ada di dalam mobil Pitik. Saat itu dia membawa senjata tajam untuk berjaga-jaga, karena Pitik berprofesi sebagai pedagang sayuran dan sering ke luar kota.

“Setelah penganiayaan, pelaku sempat menghampiri korban dikarenakan spion mobil pelaku rusak, meminta uang sebesar Rp 500.000 sebagai bentuk pertanggungjawaban,” kata dia.

Sebelum korban memberikan uang sebesar Rp 500.000, korban sempat mendapatkan bacokan di bagian pinggul sebelah kiri.

“Pelaku sempat membacokan pedang ke arah korban mengenai pinggul korban yang akibatkan luka di bagian pinggul robek,” ujar dia.

Barang bukti yang polisi amankan berupa satu buah motor milik korban, 1 unit kendaraan roda 4 milik pelaku, dan pakaian yang digunakan korban, serta uang tunai sebesar Rp 500.000.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan kepada saksi dan pelaku modus atau motif kejadian yaitu adanya kata-kata kotor yang dikeluarkan oleh korban menantang pelaku,” jelas Archye.

Atas perbuatannya Pitik disangkakan Pasal 351 ayat 2 KUHP, Penganiayaan yang mengakibatkan luka berat dengan ancaman 5 tahun penjara.

Sementara itu, Pitik menyampaikan rasa menyesalnya karena telah melakukan pembacokan.

“Pas cekcok saya masih belum emosi, emosinya pas kaca spion dihantam lalu kejar ambil sajam buat bacok itu. Satu kali kena pinggul kiri. Sajamnya gak tiap hari (bawa) baru hari itu ambil sayuran buat jaga-jaga dari orang yang ndak enak lah,” ucap dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/08/16/164516078/tak-terima-spionnya-dipukul-pria-ini-bacok-korbannya-pakai-pedang

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com