Salin Artikel

Peringati HUT RI, Masyarakat Petani di Kulon Progo Kemas Ornamen Karnaval dari Limbah dan Barang Bekas

Sekelompok warga di Pedukuhan Bendungan Lor punya cara unik menyambut karnaval.

Warga dusun ini mayoritas petani di sawah. Tapi, soal kreativitas mereka tidak kalah. Mereka malah mengolah sampah jadi ornamen karnaval berharga murah.

Salah satunya Suswanto (53). “Hampir 100 persen yang saya buat ini semua barang bekas. Beberapa masih ada yang bisa dipakai lagi,” kata Suswanto, Senin (14/8/2023).

Pria setengah baya ini bikin gogik atau boneka gendong. Ia bikin 12 gogik, terdiri tiga boneka yang dipanggul, sembilan digendong.

Gogik atraksi boneka yang seolah hidup sambil memerankan sesuatu bersama orang yang menggendongnya.

Suswanto menceritakan, semua gogik dibikin dari barang bekas, seperti galon untuk bagian badan, botol plastik untuk tangan, busa dekil yang sudah tidak terpakai untuk mengencangkan bentuk kaki. Juga memanfaatkan baju, celana panjang, sepatu, jilbab, jarit hingga topi yang tidak terpakai.

Bahkan ada kepala boneka yang dibikin dari tempurung kelapa, manekin hingga topeng. “Cari di mana saja, kadang saling berbagi. Misal, ada yang punya botol lebih maka saling berbagi,” kata Suwanto.

Sejatinya, sejak lama boneka gendong warga Bendungan Lor cukup terkenal di sejumlah karnaval. Tidak seperti sekarang, boneka-bonekaan itu dibikin dari jerami, bambu dan kayu pada masa lalu. Alhasil, boneka terasa berat, menyakitkan dan beberapa jerami tidak bisa dipakai untuk pakan ternak.

“Tahun ini untuk yang pertama kali, kami bikin dari barang bekas. Ini sekaligus mengampanyekan kurangi sampah dengan cara dimanfaatkan kembali,” kata Suswanto.

Jelang karnaval tingkat kecamatan itu, warga Bendungan Lor juga bikin miniatur perahu nelayan sepanjang tujuh meter dan lebar dua meter. Perahu terbuat dari 35 kilogram kertas karton yang sudah tidak terpakai di toko-toko sekitar desa.

Kapal menyerupai bentuk sebenarnya, diwarna putih abu-abu dengan lambung bernama Bentara Jaya atau Bendungan Utara (Lor dalam bahasa Jawa). Bagian bawah dilapisi plastik mulsa yang biasa dipakai untuk kegiatan tambak.

“Hanya paku, kawat dan cat terpaksa beli. Lainnya barang bekas,” kata Sudarman (54), warga Bendungan Lor.

Sudarman memimpin tujuh pemuda dusun membuat kapal di ruang parkir peternakan sapi milik Kelompok Ternak Ngudi Makmur. Mereka bekerja selama dua Minggu, dari mengumpulkan bahan baku hingga jadi kapal.

Boneka gendong maupun kapal rencananya akan ikut dalam pawai karnaval memperingati HUT ke-78 RI pada tingkat Kapanewon (kecamatan) Wates, Kulon Progo. Karnaval akan start dari Stadion Cangkring di Bendungan, Selasa (15/8/2023) pagi.

Warga Bendungan Lor rencananya menonjolkan gogik dan minatur kapal nelayan ini. Rencananya pula, atraksi akan dilengkapi boneka ikan raksasa yang terbikin dari kertas semen dan plastik mulsa.

Karya masyarakat petani ini menonjolkan sebagai daerah yang terus berkembang jadi masyarakat sehat dan cerdas. Sambil ikut mengampanyekan memanfaatkan ulang barang bekas dan sampah, masyarakatnya juga menunjukkan hidup guyub dan rukun.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/08/15/064716778/peringati-hut-ri-masyarakat-petani-di-kulon-progo-kemas-ornamen-karnaval

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke