Salin Artikel

Kisah Maestro Lukis Djoko Pekik, Hidup Dikucilkan Masyarakat karena Eks Tapol

Semasa hidupnya Djoko Pekik pernah menjadi tahanan politik, dan ini mengakibatkan dirinya harus dikucilkan dari masyarakat.

Cerita ini disampaikan Djoko dalam wawancara di program Beginu di YouTube Kompas.com, edisi 28 Maret 2022 yang lalu.

“Saya dibenci semua orang. Pelukis bukan pelukis saya dibenci karena eks tapol. Saya di-blacklist 30 tahun makan apa sebagai pelukis dan saya punya anak punya istri,” kata dia.

Bahkan saat tetangganya atau kawan-kawannya mengadakan kenduren atau selametan, acara pernikahan yang diadakan rekannya, Pekik juga tak diundang karena eks tapol.

Saat itu bahkan tidak ada yang berani menyentuhnya dan berbicara langsung dengan Pekik karena takut terlibat.

“Saya selamat 65 bisa hidup 18 bisa tembus artinya karya saya bisa dianggap orang sampai saat ini,” kata dia.

Untuk bertahan hidup, Pekik melakukan berbagai hal seperti menjahit dan tetap melukis sampai saat itu ditegur oleh salah satu wartawan mengapa senang melukis dengan tema-tema tertentu.

“Mbok melukis yang indah-indah agar bisa dijual,” ujar Pekik menirukan wartawan.

“Saya ini tingkat pelukis sudah mbalap, jangan untuk ngandong sehari-hari. Saya ini dipelihara cara kuda balap siap tempur setiap saat,” jawaban Pekik.

Tak hanya selamat saat masa-masa itu, Pekik juga diberi keselamatan di umur 85-nya karena mampu melewati pandemi Covid-19, mengingat dirinya tidak bisa mendapatkan vaksinasi karena penyakit gula yang dideritanya.

“Selamat kedua saya ini umur 85, riskan baget sama penyakit sekarang saya punya penyakit rutin gula sampai 600 lebih itu tidak boleh disuntik. Saya masih hidup sampai sekarang masih bisa melukis selama pandemi yang saya pamerkan tunggal,” kata dia.

Tema pamerannya saat itu adalah gelombang masker karena saat itu dunia sedang direpotkan dengan Pandemi Covid-19.

“Saya gambar sampai 25 lukisan dalam waktu pandemi itu saya lukis, dengan tangan gemetar, besok mungkin mati. Saya sebelum mati harus gambar,” kata dia.

Pekik menganggap dia selamat di dua momen, yakni pada 1965 dan selamat saat pandemi Covid-19.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/08/12/124647178/kisah-maestro-lukis-djoko-pekik-hidup-dikucilkan-masyarakat-karena-eks

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke