Salin Artikel

Masuki Puncak Kemarau, BPBD Gunungkidul Kaji Status Darurat Kekeringan

"Untuk penetapan status darurat kekeringan masih dalam proses," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi saat dihubungi melalui telepon, Rabu (2/8/2023).

Dikatakannya, jika nantinya status darurat kekeringan, maka akan memudahkan dalam penganggaran dengan memanfaatkan anggaran tidak terduga.

Namun demikian, saat ini kondisi kemarau masih normal, dan pihaknya memperkirakan dampak kemarau akan meluas saat puncak kemarau pada Agustus dan September nanti.

Puncak musim kemarau sesuai dengan perkiraan BMKG. BPBD Gunungkidul sudah menyiapkan langkah antisipasinya jika kehabisan anggaran untuk bantuan.

"Untuk dropping air disiapkan anggaran 1.000 tangki, namun saat ini masih digunakan sekitar 50 tangki," kata dia.

Sumadi menjelaskan saat ini penyaluran air bersih sudah dilakukan di sejumlah titik yakni Kapanewon Gedangsari, Rongkop, dan Saptosari.

Untuk kapanewon yang lain belum mengajukan bantuan. "Jika sudah mengajukan akan kami kirim air bersihnya," kata dia.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Purwono menyampaikan, untuk alokasi anggaran dropping air bersih termasuk perawatan kendaraan tangki dialokasikan RP 230 juta tahun ini.

Meski jauh berkurang dibandingkan tahun lalu, pihaknya optimistis bisa menyalurkan bantuan air bersih kepada warga.

"BPBD juga tidak sendiri karena ada 11 kapanewon yang memiliki dana dropping sendiri. Selain itu, ada bantuan dari pihak swasta," kata dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/08/02/222740678/masuki-puncak-kemarau-bpbd-gunungkidul-kaji-status-darurat-kekeringan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke