Salin Artikel

Sumbu Filosofi Diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, Malioboro Dicanangkan Jadi Kawasan Rendah Emisi

“Kita sedang merancang Malioboro sebagai sumbu filosofi. September tim diundang ke Riyadh untuk asesmen terakhir dari 20 negara yang jadi juri,” ujar Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Beny saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, DIY Rabu (2/8/2023).

Lanjut Ben,  kawasan Malioboro sejak awal memang dirancang sebagai kawasan rendah emisi dengan diberlakukannya larangan merokok. Kemudian pada jam tertentu kendaraan bermotor dilarang untuk melewati kawasan Malioboro.

“Malioboro kawasan tanpa asap rokok. Jam tertentu juga kendaraan bermotor tidak boleh masuk. Kan sudah dimulai,” kata dia.

Namun Beny mengakui untuk membuat Malioboro sebagai kawasan pedestrian penuh masih sulit dilakukan. Pasalnya, masih dibutuhkan kendaraan bermotor untuk mengangkut barang-barang milik para penjual di kawasan tersebut.

“Kita mulai pelan-pelan kalau pedestrian murni butuh waktu panjang, karena loading barang butuh kendaraan bermotor,” ucapnya.

Menurut dia, relokasi Taman Parkir Abu Bakar Ali dimungkinkan mengingat bangunan saat ini tidak permanen.

“Dari awal itu kan sementara (bangunannya) makanya bentuk bangunannya knock down, bangunan bisa diurai. Tapi sementara kan harus ada alternatif. Alternatif sudah di sounding beberapa lokasi di sekitar ini,” kata dia.

Bahkan Pemerintah DIY membuka bagi swasta yang memiliki lahan luas di sekitar Malioboro untuk mengelola parkir.

Ke depan rencananya Taman Abu Bakar Ali akan digunakan ruang terbuka hijau, yang termasuk dalam proyek sumbu filosofi.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/08/02/164222578/sumbu-filosofi-diusulkan-sebagai-warisan-budaya-tak-benda-unesco

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke