Salin Artikel

Depo Sampah di Kota Yogyakarta Mulai Dibuka, Warga Diminta Tidak Buang ke Sungai

“Beberapa depo yang buka secara mandiri, depo Utaralaya, depo Dukuh, Sarilaya, depo Ngasem, depo Pengok, dan TPS Tamansari ini per 25 juli kita buka untuk sampah mandiri,” ujar Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, Rabu (26/7/2023).

Lanjut Singgih, dengan dibukanya depo sampah ini, masyarakat diminta untuk tidak panik dan tidak membuang di sungai. Dia menegaskan bahwa Pemkot Yogyakarta akan tetap bertanggung jawab terhadap sampah.

“Masyarakat tidak perlu panik dan tidak perlu dan jangan sampai membuang sampai ke kali (sungai),” kata dia.

Menurut Singgih, Pemkot Yogyakarta telah menghitung berapa kapasitas yang akan dibuang di lokasi-lokasi depo, dan mana yang disimpan terlebih dahulu di dump truck. Sehingga masyarakat diminta untuk tidak panik.

Dia menambahkan, setelah 3 lokasi ditambah satu TPST 3R Nitikan siap, maka seluruh depo yang ada di Kota Yogyakarta akan dibuka.

Untuk sementara ini, depo-depo sampah yang dibuka secara bertahap hanya melayani sampah dari masyarakat Kota Yogyakarta. Sedangkan untuk gerobak sampah yang akan membuang sampah di depo sampah Kota Gudeg wajib memilah-milah.

“Bisa dengan syarat sudah dipilah, mandiri juga harus dipilah. Ada tempat kantong atau gerobak yang kemudian warna dibedakan, organik dan anorganik dipisahkan supaya mudah,” kata dia.

Pantauan Kompas.com, sampah-sampah yang diletakkan di trotoar seperti di Kotabaru dan Jalan Ahmad Dahlan mulai diangkut oleh para petugas kebersihan berseragam oranye dengan menggunakan truk sampah.

Sebelumnya, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan tutup masyarakat Kota Yogyakarta diminta kelola sampah organik dengan metode losida kepanjangan lodong (toples) sisa dapur.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan, pihaknya bakal melakukan revitalisasi forum bank sampah yang ada di masing-masing kelurahan pasca-TPA Regional Piyungan ditutup, revitalisasi dan koordinasi ini untuk mengedukasi kembali masyarakat bagaimana cara pengelolaan sampah.

“Pertama ember tumpuk menangani sampah organik di keluarga, kemudian ada namanya losida, lodong sisa dapur, ini sangat simpel teknologinya dan itu bisa menangani sampah organik keluarga dengan masa tenggang 1 bulan dengan satu paralon,” ucap Singgih di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (25/7/2023).

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/07/26/184244778/depo-sampah-di-kota-yogyakarta-mulai-dibuka-warga-diminta-tidak-buang-ke

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com