Salin Artikel

Lubang Raksasa di Samping Rumah Mbah Karyo Dimejo, BPBD Kulon Progo Bakal Datangkan Peneliti

Hasil penelitian menjadi bahan pemerintah menentukan langkah selanjutnya, terutama bagi warga di sekitar keberadaan lubang.

“Bisa jadi dengan UGM nanti. Di sana banyak bidang, biasanya kebencanaan. Kita pernah kerja sama di 2018, meneliti titik-titik tanah longsor, jenis tanah hingga perilaku tanah,” kata Pelaksana Harian Kepala BPBD Kulon Progo, Joko Satyo Imam Nahrowi di lokasi lubang, Senin (24/7/2023).

Lubang raksasa memiliki kedalaman tidak bisa diperkirakan. Lubang itu muncul di halaman samping rumah milik Karyo Dimejo (70) pada pertengahan Desember 2022 lalu.

Diameter lubang sekitar 5-6 meter, sama lebar dengan rumah Mbah Karyo yang berukuran 9x6 meter persegi.

Tidak ada yang berani memeriksa kedalaman lubang. Memeriksa dengan cara orang masuk ke lubang begitu saja juga berisiko tinggi. Warga bahkan pernah mencoba mengukur kedalaman memakai bambu, namun bambu itu tenggelam tidak kelihatan.

Penelitian bisa menjawab kabar berkembang di masyarakat tentang kemungkinan aliran sungai bawah tanah, adanya goa, bekas galian penambangan, dan potensi longsor dan tanah bergerak kawasan ini.

Joko mengungkapkan, pemeriksaan lubang mesti memakai alat khusus dan dilakukan oleh tenaga ahli.

Hasil penelitian akan menjadi bahan bagi pemerintah mengambil keputusan langkah selanjutnya dalam menangani lubang, warga dan kawasan.

“Kita serahkan ke ahli. Biasanya pakai alat semacam kamera yang dimasukkan dan tidak berisiko jiwa. Kami akan lapor ke Sekda agar segera dibiayai anggaran perubahan tahun ini,” kata Joko ditemui di halaman rumah Mbah Karyo.

Sementara ini, ia mengimbau Mbah Karyo tinggal di rumah kerabat terdekat untuk menghindarkan diri dekat dengan lubang.

Dukuh (kepala dusun) Popohan, Restu Bayu Permadi mengungkapkan, fenomena lubang membangkitkan ingatan warga pada cerita orangtua terdahulu, mulai dari cerita penambangan mangan zaman Belanda, sungai bawah tanah hingga goa.

Dugaan warga dikaitkan dengan usaha warga mengukur kedalaman lubang di awal kemunculan lubang raksasa itu. Mereka melihat ada semacam lorong besar dalam lubang. Setelah dimasukkan bambu, bambunya hilang.

Penelitian diyakini bisa memastikan apa sejatinya lubang itu.

“Warga menduga-duga, mulai bilangnya ada goa di dalam, ada juga yang bilang sungai. Maklum, cuma dugaan. Karena belum ada penelitian langsung,” kata Bayu.

Sementara itu, Jogoboyo Banjararum, Agus mengungkapkan, tanah bergerak ancaman bagi kawasan Popoha, Klepu dan Mejing sejak dulu. Kawasan memiliki kontur miring yang curam.

Karenanya, kemunculan lubang besar dikaitkan pula dengan pergerakan tanah yang sering terjadi.

Pada masa lalu, Sekolah Dasar Negeri Mejing sudah dua kali pindah gedung akibat tanah bergerak yang merusak bangunan sekolah.

Ancaman lain juga berupa retakan tanah sepanjang 200 meter di sebuah bukit yang dinamai warga sebagai Muluh Bromo. Retakan itu sebenarnya berada di perbatasan wilayah dengan Kapanewon Girimulyo. Namun retakan tanah mengarah pada tiga pedukuhan di bawahnya.

BPBD memasang early warning system (EWS) di Muluh Bromo ini untuk memonitor pergerakan tanah setiap saat. Tiap kali hujan deras, warga secara mandiri mengungsi, mengantisipasi terjadinya longsor besar.

“Setidaknya tiga kali sudah pernah melakukan evakuasi mandiri,” kata Agus di lokasi.

Karenanya, fonemena alam tidak asing. Warga sangat mengenal potensi kerawanan di kawasan ini.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/07/24/185602178/lubang-raksasa-di-samping-rumah-mbah-karyo-dimejo-bpbd-kulon-progo-bakal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke