Salin Artikel

7 SD Negeri di Solo Sepi Peminat, Disdik Ungkap Solusinya

KOMPAS.com - SDN Tumenggungan No. 28 Solo, Jawa Tengah, hanya memiliki satu siswa baru untuk tahun ajaran baru 2023.

Awalnya, sekolah yang terletak di Jalan Ronggowarsito No. 142 Timuran, Banjarsari, Solo itu menerima dua siswa pendaftar melalui jalur zonasi dan offline, namun siswa yang mendaftar melalui jalur zonasi mengundurkan diri.

Kepala SDN Tumenggungan No. 28, Lelly Maria membenarkan perihal tersebut.

"Untuk anak akhirnya kami satu (siswa), karena yang (siswa jalur) zonasi mungkin karena banyaknya pemberitaan akhirnya malah mundur. Jadi kami hanya (menerima) satu siswa untuk yang offline," kata Lelly, sebagaimana diberitakan regional.kompas.com, Senin (17/7/2023).

Menurut Lelly, ada sejumlah faktor penyebab sekolah yang dipimpinnya itu sepi peminat, termasuk sedikitnya jumlah anak usia kelas satu di wilayah sekitar dan jauhnya jarak perkampungan dengan SDN Tumenggungan No. 28.

"Jauh dari perkampungan. Silakan bisa lihat lingkungan sekitar kondisinya seperti apa. Jadi utamanya adalah kondisi lingkungan perkampungan hanya sedikit, jumlah anak yang masuk kelas satu di perkampungan tersebut juga hanya sedikit," ujar Lelly.

KBM seperti biasa

Lelly membeberkan, jumlah keseluruhan siswa di SDN Tumenggungan No. 28 saat ini sebanyak 55 orang.

Dia pun memastikan, meski hanya menerima satu siswa pada tahun ajaran baru 2023, pihaknya akan tetap melakukan kegiatan belajar-mengajar seperti biasa.

"Iya, tetap akan kita layani dengan proses belajar dan mengajar yang sama," ucap Lelly.

Selain itu, dia menambahkan, pihaknya juga akan melakukan kolaborasi pembelajaran agar siswa kelas satu yang hanya satu orang itu tidak merasa sendirian saat belajar.

"Kan kurikulum merdeka ada fase A, fase B. Nanti pandai-pandainya guru kelas satu akan berkolaborasi dengan guru kelas 2 supaya anak tidak terlalu merasa sendirian," jelasnya.

Penjelasan Disdik Solo

Selain SDN Tumenggungan, sejumlah sekolah dasar lainnya di Solo juga sepi peminat pada PPDB 2023.

Setidaknya tujuh SD Negeri di Kota Solo tak memiliki banyak siswa baru, seperti SDN Tumenggungan (1 siswa), SDN Bumi 1 (3 siswa), SDN Yosodipuro (5 siswa).

Selanjutnya, SDN Pringgolayan (5 siswa), SDN Carangan (5 siswa), SDN Sumber V (6 siswa), SD Nayu Barat 1 (9 siswa).

Terkait hal itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Solo, Dian Rineta menyampaikan, pihaknya telah menggelar rapat koordinasi dan evaluasi bersama para Kepala Sekolah SD di Kota Solo, pada Minggu (16/7/2023).

Berdasarkan hasil rapat tersebut, dia menjelaskan, penyebab sejumlah SD sepi peminat adalah lokasinya yang jauh dari kawasan penduduk produktif.

Dian melanjutkan, sejumlah sekolah tersebut berada di wilayah pertokoan, perkantoran, mal, rumah sakit, atau berdekatan dengan sekolah swasta berbasis agama.

"Permohonan kami terhadap kondisi yang ada sudah kami sampaikan ke wali kota. Kami tinggal menunggu arahan dari beliau nanti. Untuk (SD) satu murid, tetap mendapat proses belajar yang sesuai haknya," ungkapnya.

Regroup sekolah

Dian memaparkan, pihaknya kini akan menindaklanjuti persoalan tersebut dengan mengkaji kemungkinan pemindahan lokasi atau regroup dengan sekolah terdekat.

"Kita telah meregroup 20 sekolah selama 12 bulan menjadi 10 sekolah pada tahun kemarin, sehingga tahun ini kita hanya memiliki 142 sekolah," tutur Dian.

Meski begitu, dia mengaku, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan sebelum meregroup atau menyatukan sekolah.

"Banyak pertimbangan, saya bilang ya harus melihat abcd. Saya harus memastikan jumlah kepala sekolah saat rekrutmen nanti semuanya dapat pekerjaan. Saya harus tunggu kepala sekolah yang pensiun, saya inventarisasi, baru saya regroup," pungkasnya.

Tak hanya di Solo

Tak hanya di Solo, kasus serupa juga terjadi di daerah lainnya, termasuk di Ponorogo, Jawa Timur.

SDN Setono, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, hanya memiliki satu siswa untuk tahun ajaran 2023/2024.

Menurut Kepala SDN Setono, Prayitno, satu siswa baru itu mendaftar melalui PPDB online jalur zonasi.

“Biasanya setelah masuk sekolah itu ada tambahan siswa baru. Makanya kami tetap membuka offline untuk penerimaan siswa baru,” ungkap Prayitno.

Jumlah siswa terus menurun

Dia mengakui bahwa jumlah siswa baru di sekolah yang dipimpinnya itu terus menurun. Tahun sebelumnya, jumlah siswa yang mendaftar hanya sebanyak 5 orang.

"Saat ini kami tetap buka offline (untuk menerima siswa baru). Hanya nanti apakah ada tambahan atau tidak kami kurang tahu,” paparnya.

Dia menyatakan, persaingan sekolah untuk mendapatkan murid saat ini semakin ketat. Apalagi kini banyak orangtua yang lebih memilih menyekolahkan anaknya di madrasah atau sekolah berbasis agama.

Meski begitu, dia meyakinkan bahwa pihaknya akan tetap melakukan kegiatan belajar-mengajar sesuai jadwal.

Sumber: Kompas.com (Kontributor Solo, Labib Zamani, Kontributor Kota Solo, Fristin Intan Sulistyowati, Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi | Editor: Ardi Priyatno Utomo, Dita Angga Rusiana, Krisiandi)

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/07/18/061301478/7-sd-negeri-di-solo-sepi-peminat-disdik-ungkap-solusinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke