Salin Artikel

Pantai Krokoh di Gunung Kidul: Daya Tarik, Waktu Kunjung, dan Rute

KOMPAS.com - Pantai Krokoh terletak di Desa Songbanyu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Lokasi Pantai Krokoh berada paling timur dari pantai di Yogyakarta dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Pantai Krokoh merupakan tempat wisata yang tidak terlalu ramai, sehingga tempat yang sesuai untuk mencari ketenangan.

Pantai Krokoh

Daya Tarik Pantai Krokoh

Perjalanan menuju Pantai Krokoh tergolong terjal namun semua akan terbayar dengan pemandangan pantai yang masih sangat alami.

Pantai Krokoh memiliki pemandangan berupa air laut jernih berwarna toska, pasir putih, bukit karang, dan hamparan ombak. Semuanya memberikan sensasi luar biasa.

Air laut yang jernih sangat menggoda untuk bermain air. Namun, pengunjung perlu berhati-hati, karena Pantai Krokoh masih alami dan belum ada penambahan bangunan.

Jika terjadi kecelakaan, seperti tenggelam, bantuan diperkirakan tidak bisa langsung diberikan.

Pemandangan Pantai Krokoh sangat instagramable dan dapat dimanfaatkan sebagai spot foto.

Karang-karang di bibir pantai terlihat jelas, namun perlu hati-hati karena banyak bulu babi yang menempel di sela-sela karang tersebut.

  • Waktu kunjung Pantai Krokoh

Waktu wisata terbaik Pantai Krokoh pada pagi hari, terlebih sebelum pukul 06.000 pagi.

Pengunjung dapat naik tebing karang untuk melihat sunrise dari ketinggian. Pengunjung juga memiliki waktu lebih lama untuk menikmati pantai.

Jika tidak ingin berangkat terlalu pagi, pengunjung dapat mendirikan tenda di sekitar pantai kemudian bangun pagi untuk menikmati sunrise.

Suasana pantai pada siang hari saat cuaca cerah sangat panas. Tentu bermain pantai dengan cuaca terik menjadi kurang nyaman.

Pantai Krokoh memiliki pemandangan indah juga pada sore hari. Jika Anda langsung pulang maka perjalanan malam melewati pegunungan cukup berbahaya.

Kunjungan pada sore hari lebih cocok untuk yang ingin berkemah.

Pengunjung disarankan datang sebelum pukul 10.00 WIB untuk menikmati Pantai Krokoh, supaya tidak kepanasan dan pulang dengan kondisi jalan masih terang.

Kawasan pantai masih alami, untuk itu tidak ada petugas khusus yang menjaga kebersihan. Bagi yang berkunjung untuk dapat menjaga kebersihan pantai.

  • Fasilitas Pantai Krokoh

Pantai Krokoh belum memiliki fasilitas lengkap seperti pantai-pantai yang lebih populer.

Fasilitas yang tersedia, yaitu area parkir dekat dengan pantai dan toilet untuk berbilas usai bermain air di pantai.

Tersedia juga warung milik warga sekitar yang menyediakan makanan dan minuman, sehingga pengunjung tidak perlu repot membawa bekal dari rumah.

Rute Menuju Pantai Krokoh

Jarak tempuh Pantai Krokoh dari pusat Kota Yogyakarta sekitar 91,2 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 2,5 jam.

Perjalanan akan melalui Jalan Majapahit, Jalan Wonosari, Jogja TV, SPBU Pathuk, Semanu,

Jalan Wonosari-Pracimantoro, Jalan Rongkop, Jl Jeruk Wudel-Sadenng, dan Pantai Krokoh.

Sumber:

Penulis: Anggara Wikan Prasetya| Editor: Wahyu Adityo Prodjo

travel.kompas.com, visitingjogja.jogjaprov.go.id


Google Maps

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/07/14/212636478/pantai-krokoh-di-gunung-kidul-daya-tarik-waktu-kunjung-dan-rute

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com