Salin Artikel

Cegah Perundungan Siswa yang Lapor Adanya Pungli di SMKN 1 Sale, Disdikbud Beri Pendampingan

KOMPAS.com - Nasib siswi SMKN 1 Sale, Rembang, Jawa Tengah (Jateng), yang membongkar kasus dugaan pungli di sekolahnya sempat dikhawatirkan publik.

Masyarakat khawatir, siswi tersebut dikucilkan dan mendapat perundungan usai menceritakan adanya pungutan biaya di sekolahnya kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Pendopo Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Senin (10/7/2023).

Terima pendampingan khusus

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah, Uswatun Hasanah memastikan, siswi tersebut kini telah mendapat pendampingan khusus.

"Terkait siswa yang ditanyai gubernur, saat itu juga kami langsung minta dilakukan pendampingan supaya tidak terjadi perundungan," kata Uswatun, dikutip dari TribunJateng.com, Jumat (14/7/2023).

"Harus dijamin siswa tersebut nyaman dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa sesuai kapasitasnya sebagai peserta didik, tanpa intervensi dari pihak mana pun," sambungnya.

Dugaan pungli berkedok infak itu terbongkar saat Ganjar Pranowo menggelar sesi tanya jawab dengan sejumlah siswa.

Kemudian, salah satu siswi mengaku membayar infak sebesar Rp 300.000 saat kenaikan kelas.

Kepsek dibebastugaskan

Buntut curahan hati siswi tersebut, Ganjar membebastugaskan Kepala Sekolah (Kepsek) SMKN 1 Sale usai terbukti menarik pungli dari siswa.

"Dia kita bebastugaskan. Kemudian kita melakukan pengecekan dan minta (uang tarikan) untuk dikembalikan," ujar Ganjar, sebagaimana diberitakan regional.kompas.com, Jumat (14/7/2023).

"Saya juga tidak menduga obrolan itu ternyata diperhatikan oleh banyak orang, dua juta lebih tadi mengakses Instagram saya karena soal itu, dan dia menceritakan kejadiannya di mana-mana," imbuhnya.

Ganjar menjelaskan, tindakan itu diambil agar kejadian serupa tidak terulang kembali, termasuk di sekolah lainnya. Selain itu, dia pun meminta masyarakat melapor bila menemukan adanya pungli di sekolah.

"Agar menjadi perhatian bagi semuanya untuk tidak main-main. Hal-hal aduan selalu datang, maka model-model semacam ini ya kita butuh bantuan masyarakat. Laporgub sudah cukup bagi saya untuk bisa melaporkan," ucap Ganjar.

Dia pun mengingatkan kepada pihak sekolah atau guru agar tidak menarik iuran dalam bentuk apa pun kepada siswa atau wali siswa, bahkan larangan ini sudah tertuang dalam aturan.

"Jadi kita titip kepada kawan-kawan guru, kawan-kawan kepala sekolah, agar berhati-hati betul pada soal tarikan-tarikan kepada siswa agar tidak memberatkan," imbau Ganjar.

"Ada beberapa sekolah cukup kreatif, dia membangun dengan mengundang alumni, itu kan boleh, tapi bukan siswa, kasihan siswanya," paparnya.

Akibat kasus ini, Kepala SMKN 1 Sale saat ini ditarik ke Cabang Disdikbud Wilayah III Jateng. Pihak Disdikbud juga telah menunjuk pelaksana harian (Plh) untuk melaksanakan tugas kepala sekolah.

Tanggapan Kepsek SMKN 1 Sale

Kepsek SMKN 1 Sale, Widodo, yang telah dibebastugaskan sejak Rabu (12/7/2023), mengaku telah berkoordinasi dengan komite sekolah dan wali murid.

"Sebagian dari wali murid itu sudah ikhlas. Kalau disuruh mengembalikan, mereka tidak mau menerima. 'Kalau dikembalikan ya saya tolak', wali murid bilangnya seperti itu," ungkap Widodo.

Dia pun mengaku, iuran dari para wali murid untuk membangun musala di sekolah mendapat dukungan dari tokoh masyarakat.

"Banyak tokoh masyarakat termasuk kiai mendukung saya terkait inisiatif membangun musala, karena sifatnya keagamaan untuk ibadah, dan ini nanti juga mungkin selalu didukung, termasuk semua komite," tuturnya.

"Banyak yang mendukung saya, termasuk teman-teman (guru) se-Provinsi Jawa Tengah banyak yang mendukung saya, cuma untuk bersuara itu takut. Bahkan banyak sekolah yang menarik iuran jutaan lebih itu juga tidak masalah, cuma kemarin mungkin harinya saya," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Semarang, Titis Anis Fauziyah, Kontributor Blora, Aria Rusta Yuli Pradana | Editor: Ardi Priyatno Utomo), Tribun Jateng

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/07/14/171824878/cegah-perundungan-siswa-yang-lapor-adanya-pungli-di-smkn-1-sale-disdikbud

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com