Salin Artikel

Tak Hanya Potongan Tubuh Manusia, Organ Dalam Diduga Usus Juga Ditemukan di Sleman

Koordinator SAR DIY unit Wonokerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman, menuturkan belum bisa dipastikan apakah organ dalam tersebut milik manusia atau hewan. Temuan diduga usus tersebut lantas dibawa ke RS Bhayangkara Polda DIY untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Ya semacam usus tapi enggak tahu itu binatang atau manusia. Dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara," urainya.

Dia mengatakan organ diduga usus tersebut ditemukan di lokasi yang berjarak kurang lebih 1 Km dari Jembatan Kelor.

"Kalau dari tempat awal (jembatan Kelor) ya kurang lebih 1 Km. Tapi memang di sungai tersebut (sungai bawah Jembatan Becici) sering ada warga yang buang istilahnya ketika potong hewan atau seperti apa," ucapnya.

Sementara itu Kapolsek Turi AKP Arif Subagdo mengatakan penyisiran di lokasi penemuan potongan tubuh manusia sudah dilakukan. Hasilnya, tidak ada tambahan potongan yang ditemukan.

"Kami sudah melaksanakan penyisiran dari pagi hingga sekarang untuk di sekitar lokasi kejadian perkara, tidak ditemukan untuk temuan-temuan yang baru. Oleh karena itu dengan perintah pimpinan untuk kegiatan ini dihentikan," ungkapnya.

Menurut Arif potongan tubuh yang ditemukan pada Rabu (12/07/2023) malam sudah dibawa ke RS Bhayangkara Polda DIY.

Terkait dengan temuan organ dalam diduga usus, lanjut Arif, sudah dibawa juga ke RS Bhayangkara. Pihaknya masih menunggu hasil identifikasi dari RS Bhayangkara Polda DIY untuk mengetahui asal organ diduga usus itu.

"Ya itu temuan dari kami, itu diduga ada ditemukan usus. Sudah kita amankan, oleh inafis Polresta (Polresta Sleman) ini baru dibawa ke rumah sakit Bhayangkara untuk diidentifikasi," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, warga menemukan diduga potongan tubuh manusia di sekitar jembatan Kelor, Bangunkerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman Rabu (12/07/2023) malam.

Kapolresta Sleman Kombes Pol Yuswanto Ardi mengatakan penemuan berawal dari seorang warga yang hendak memancing.

"Ada warga yang mau mancing ke bawah (bawah jembatan Kelor) terus dia menemukan. Terus lapor ke kita," ujar Kapolresta Sleman Kombes Pol Yuswanto Ardi, Rabu (12/07/2023).

Ardi menyampaikan lokasi penemuan berada di sekitar bawah Jembatan Kelor. 

"Di sungai. TKP tepat di atas jembatan bawahnya sungai terus di sampingnya ada semak-semak di situ. Jadi yang awal kita temukan di dalam dasar sungai terus ada beberapa potongan tubuh kita temukan di semak-semak di atasnya," urainya.

Polisi juga belum dapat menyimpulkan jenis kelamin dari korban. Saat ini baru ditemukan dua kaki dan pergelangan tangan.

"Belum tahu (jenis kelamin). Ketemu baru kaki dua biji, mulai batas mata kaki kemudian tangan kiri sampai batas pergelangan tangan udah itu aja sama potongan tubuh entah itu paha, entah apa itu kita belum tahu juga," ucapnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/07/13/161822178/tak-hanya-potongan-tubuh-manusia-organ-dalam-diduga-usus-juga-ditemukan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com