Salin Artikel

Cerita Mbah Ponem Selamat dari Gempa di Bantul, Tembok Rumah Ambruk Timpa Peralatan Dapur

KOMPAS.com - Tembok rumah seorang nenek ambruk saat terjadi gempa di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Selama ini, Mbah Ponem nama nenek tersebut diketahui tinggal sendirian di rumah di Bangen, Kalurahan Bangunjiwo, Kasihan.

Namun, tempat tinggalnya berada tak jauh dari rumah anak dan cucu-cucunya.

Tembok rumah ambruk

Saat terjadi gempa pada pukul pukul 19.57 WIB, Mbah Ponem sedang duduk di luar rumahnya.

Sesaat setelah gempa, Mbah Ponem mendengarkan suara tembok roboh.

Saat itu, Mbah Ponem mengetahui tembok rumah miliknya sepanjang sekitar 3 meter ambruk akibat diguncang gempa pada Jumat (30/6/2023).

Tembok yang roboh tersebut berada pada bagian dapur dari rumah Mbah Ponem.

Ketua RT 6 Dusun Bangen, Subardo, yang juga merupakan kerabat Mbah Ponem menceritakan kronologi kejadian tersebut.

"Kebetulan mbah Ponem itu simbah saya. Tadi pas kejadian simbah sedang duduk di luar, begitu ada suara tembok jatuh langsung masuk ke dapur," kata dia, Jumat (30/6/2023).

Dia mengatakan, Mbah Ponem selamat dan tak mengalami luka sedikit pun.

Namun, robohnya dinding milik Mbah Ponem membuat beberapa peralatan rumah tangga rusak termasuk kompor yang biasa digunakan.

"Untungnya gak ada yang luka, hanya peralatan dapur saja banyak yang rusak karena tertimpa reruntuhan," ungkap dia.

Update gempa

Gempa magnitudo 6 menguncang DI Yogyakarta pada Jumat (30/06/2023) malam dengan pusatnya berada di kawasan perairan Bantul.

Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DI Yogyakarta (DIY) 1 Juli 2023 pukul 02.30 WIB, tercatat ada satu korban meninggal dunia.

"Korban meninggal dunia Kabupaten Bantul satu (orang)," ujar Plh Kepala Pelaksana BPBD DIY, Danang Samsurizal dalam laporan tertulis, Sabtu (1/7/2023).

Korban luka-luka tercatat sebanyak sembilan orang di wilayah Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulon Progo.

Secara rinci data korban luka-luka di Bantul lima orang, Gunungkidul dua orang, Sleman satu orang, dan Kulon Progo satu orang.

"Penyintas lima KK di Padukuhan Kuwon Tengah, Pacarejo, Semanu, Gunungkidul," ungkap dia.

Dari upadate 1 Juli 2023 pukul 02.30 WIB, total dampak gempa di wilayah DI Yogyakarta (DIY) 137 unit bangunan.

45 gempa susulan

Sementara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat ada 45 kali gempa susulan setelah guncangan magnitudo 6 pada Jumat (30/6/2023) malam hingga Sabtu (1/7/2023) pagi.

Guncangan gempa susulan yang berpusat di lepas pantai Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilaporkan semakin melemah.

"Ada gempa susulan tapi tadi terakhir 45 kali. Saya belum cek lagi tambahannya hanya semakin meluruh, semakin jarang, dan kekuatannya yang bisa merasakan hanya alat," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Taman Budaya Gunungkidul, Kapanewon Playen, Sabtu.

Menurut dia, kerusakan yang terjadi masuk kategori ringan sampai sangat ringan.

"Saya melihat kerusakan ringan tidak perlu dicemaskan," kata dia.

Gempa ini disebut terjadi akibat tumbukan lempeng di Samudra Hindia.

"Tumbukan lempeng Samudra Hindia, dasar Samudra Hindia ke bawah Pulau Jawa," kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma, Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor Ardi Priyatno Utomo, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Seorang Nenek Selamat dari Gempa Bantul, Tembok Rumahnya Ambruk

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/07/01/155758278/cerita-mbah-ponem-selamat-dari-gempa-di-bantul-tembok-rumah-ambruk-timpa

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com