Salin Artikel

Bocah 11 Tahun Ini Mengaku Gemetar Saat Akan Berfoto dengan Jokowi

Awalnya Sedah Mirah Nasution dan Panembahan Al Nahyan Nasution tampak bermain di halaman Gedung Agung Yogyakarta. Keduanya ditemani oleh Presiden Jokowi. 

Kemudian masyarakat yang berdiri di seberang depan gerbang utama Gedung Agung Yogyakarta pun serentak memanggil Presiden Jokowi. Setelah itu, Presiden Jokowi mendekat ke arah gerbang. Beberapa warga pun dipanggil dan diperbolehkan bertemu dengan Presiden Jokowi langsung.

Sisatawan asal Jakarta yang sedang berlibur di Malioboro pun berkesempatan bertemu dan bersalaman dengan Presiden Jokowi. 

"Kami dari Jakarta, ini dalam rangka liburan sekolah dan kebetulan ada penetapan cuti bersama. Sehingga bisa liburan bersama," ujar Rumantik Nainggolan (40) asal Jakarta saat ditemui di depan Gedung Agung Yogyakarta, Kamis (29/06/2023).

Awalnya Rumantik bersama keluarga ingin melihat kirab Gerebeg di keraton. Kemudian ada pemberitaan bahwa Presiden Jokowi sedang berada di Gedung Agung Yogyakarta.

Rumantik mengaku sudah berada di depan Gedung Agung Yogyakarta sejak pukul 09.00 WIB. Saat menunggu tersebut, Rumantik dipanggil untuk bertemu langsung dengan Presiden Jokowi. Ia lantas masuk bersama dua anaknya.

"Yang masuk tadi jadinya bertiga, bapaknya (suami) tidak jadi masuk," ucapnya.

Saat bertemu, Rumantik bersama dua anaknya sempat bersalaman dan berfoto dengan Presiden Jokowi. Rumantik pun mengaku senang bisa bertemu dan berfoto dengan Presiden Jokowi. 

"Bapak (Joko widodo) bertanya asalnya dari mana? Kita bilang dari Jakarta," tuturnya.

Presiden Jokowi juga sempat menyampaikan pesan kepada kedua anak Rumantik.

"Kita sempat sampaikan selamat Hari Raya Idul Adha, Bapak (Joko Widodo) juga pesen untuk anak-anak nanti di tahun ajaran baru lebih semangat lagi belajarnya," tandasnya.

Anak Rumantik, George (11) mengaku senang bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Bahkan, George sempat gemetar saat bertemu Presiden Joko Widodo.

"Ya tadi pas masuk ke dalam kaki aku gemetaran pas mau foto," ucap George.

Sementara itu, wisatawan asal Malang Veni Mardini (45) mengaku sudah dua jam menunggu di depan Gedung Agung Yogyakarta. Dia mengaku sedang berwisata di Malioboro.

"Kita yakin saja, Pak Jokowi melihat kita. Tadi tetap manggil sambil bismilah, bismilah. Pak Kami dari jauh, ingin ketemu, gitu aja," ujar Veni Mardini.

Veni bertemu dengan Presiden Jokowi bersama anaknya. Kebetulan, anaknya sangat mengagumi Presiden Jokowi Bahkan anaknya sampai tidak mau diajak pulang dan tetap ingin menunggu Presiden Jokowi.

"Sempat menasihati anak saya. Jadi anak yang rajin, anak yang baik. Iya tadi ketemu saya gemeteran, enggak menyangka. Anak saya ngefans sama Pak Jokowi. Dari tadi anak saya diajak pulang nggak mau, menunggu dua jam," urainya.

Selain bersalaman, Veni bersama anaknya juga sempat berfoto dengan Presiden Jokowi. Dia juga mendapatkan kaus dari mantan Wali Kota Solo itu. 

"Salaman, foto sama ini dikasih kaus. Senang sekali, nggak menyangka bisa bertemu langsung Pak Jokowi," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/06/29/124122978/bocah-11-tahun-ini-mengaku-gemetar-saat-akan-berfoto-dengan-jokowi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com