Salin Artikel

PPDB Telah Usai, Satu SMP Negeri di Sleman Masih Belum Penuhi Kuota Murid

"Sekolah Negeri sampai dengan pengumuman itu yang kurang (siswa) itu SMP 3 Prambanan. Kalau lainya full semuanya," ujar Kepala Dinas Pendidikan Sleman, Ery Widaryana saat dihubungi, Selasa (27/6/2023).

Ery menyampaikan, lokasi SMP Negeri 3 Prambanan berada di perbatasan antara Kabupaten Sleman dengan Klaten (Jawa Tengah). Sehingga, untuk memenuhi kuota, dapat menerima calon siswa dari wilayah Klaten.

"Nggak papa (menerima siswa dari Klaten), enggak masalah. Kita mengoptimalkan jumlah siswa dalam satu kelas untuk melayani anak yang belum sekolah biar bisa sekolah. Jadi memfasilitasi anak-anak yang belum sekolah untuk bisa sekolah," tegasnya.

Menurut Ery, PPDB tidak diperpanjang. Namun, SMP Negeri 3 Prambanan masih dapat menerima calon siswa dengan mendaftar secara luring.

"Jadi karena itu kurang bukan diperpanjang, tapi bisa menerima luring sepanjang anak itu belum dapat sekolah dan di situ masih kekurangan," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Prambanan Nurani mengungkapkan kuota di sekolahnya ada sebanyak 96 siswa.

"Kuotanya 96, yang sudah daftar ulang ada 91. Iya lima (siswa) kurangnya," ungkapnya.

Nurani menuturkan tahun ini siswa yang masuk ke SMP Negeri 3 Prambanan lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu, SMP Negeri 3 Prambanan mendapatkan 80 siswa.

"(Tahun ini) Lebih banyak, kemarin itu hanya dapat 80 (siswa), enggak sampai 90 (siswa)," tandasnya.

SMP Negeri 3 Prambanan beberapa kali mengalami kekurangan siswa. Hal ini disebabkan karena sekolah dasar (SD) di wilayah tersebut sedikit. Selain itu, jumlah siswa di SD tersebut juga tidak banyak.

"SD nya kan hanya ada tiga di sekitar kami, kan jaraknya jauh-jauh. Ada tiga SD itu yang satu siswanya 20, satunya 19, satunya lagi hanya 5. Yang lainya SD Klaten," urainya.

Siswa yang mendaftar ke SMP Negeri 3 Prambanan dari wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah lanjut Nurai cukup banyak. Saat ini pendaftaran melalui luring (offline) untuk SMP Negeri 3 Prambanan masih dibuka.

"Mendaftaran offline masih, itu pun (siswa) yang dari Klaten banyak sekali. Kalau nggak dari Klaten, kita nggak dapat murid," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/06/27/135144378/ppdb-telah-usai-satu-smp-negeri-di-sleman-masih-belum-penuhi-kuota-murid

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com