Salin Artikel

Sosok Guru Besar UGM Sri Adiningsih yang Meninggal Dunia, Sering Bantu Mahasiswa Kesulitan Finansial

Sri Adiningsih juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) tahun 2014-2019.

Kabar ini dibenarkan oleh Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) UGM Rimawan Pradiptyo.

"Nggih leres (iya benar), kami baru dapat informasinya wafat pukul 18.40 WIB di RSUP dr. Sardjito," ujarnya, Sabtu (17/6/2023).

Mengalami sakit

Menurut dia, Prof. Sri Adiningsih sudah lama mengalami sakit dan tidak aktif mengajar sejak pertengahan semester lalu.

"Semester kemarin setelah mid semester ngajarnya sudah tidak ngajar lagi karena kesehatan beliau, beliau juga beberapa kali dirawat di rumah sakit," kata dia.

Rimawan mendapatkan informasi bahwa Sri Adiningsih mengidap penyakit kanker, baru sekitar tiga bulan lalu.

Namun dirinya tidak mengetahui secara pasti kanker apa yang diidap oleh mendiang Sri Adiningsih.

"Beliau sempat cerita kanker, tapi tepatnya saya kurang begitu paham. Nah dulu awalnya kalau tidak salah juga pernah jatuh di rumah agak lama, dan beberapa kali sakit dan dirawat. Kami baru tahu kankernya itu baru belakangan," jelas Rimawan.

"Istirahatnya dirawat sudah agak lama sudah enam bulanan," imbuhnya.

Sosoknya

Ia mengenal sosok Sri Adiningsih sebagai pengajar yang tidak pelit ilmu. Sri Adiningsih selalu membagikan materi-materi ajar kepada dosen-dosen junior.

"Saya dekat dengan beliau, saya kenal beliau sejak S1. Saya cukup intens bekerja dengan beliau sejak 2012, waktu itu beliau menggantikan Pak Anggito sebagai direktur P2EB," katanya.

Dirinya juga banyak belajar dengan mendiang Sri, terutama soal pengelolaan pusat studi. Lalu pada tahun 2014-2019, Sri Ardiningsih menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

"Kebetulan saya diminta Kaprodi mengajar ekonomi Indonesia, dan saya pengajar baru di bidang ini. Sebelumnya tidak pernah mengajar, kebetulan Bu Ning (Sri Ardiningsih) sudah lama mengajar sehingga materi ajar saya mengikuti Bu Ning," ungkap Rimawan.

Saat itu Rimawan tidak memiliki jam terbang di bidang mata kuliah Ekonomi Indonesia, tetapi dengan bantuan Sri Adiningsih dirinya mendapatkan banyak materi dan juga silabus.

"Sampai sekarang, itu masih seperti itu karena beliau mendalami sejak lama. Saya selalu ngomong ke mahasiswa bahwa materi mebgikuti silabus Bu Ning," katanya.

Selain tidak pelit ilmu Sri Adiningsih juga sering membantu mahasiswa yang kesulitan finansial.

"Sangat tidak pelit ilmu, banyak mahasiswa dibantu beliau dalam artian tidak hanya ilmu tetapi juga finansial. Kalau kesulitan beliau tidak segan-segan bantu mahasiswa," ujarnya.

"Kami kehilangan. Soal pemakaman kami belum dapat informasi, kami koordinasi dengan dekanat dan fakultas," katanya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/06/17/203254878/sosok-guru-besar-ugm-sri-adiningsih-yang-meninggal-dunia-sering-bantu

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com