Salin Artikel

7 Tempat Bersejarah di Yogyakarta, Ada Tempat Lahirnya Megawati Soekarnoputri

KOMPAS.com - Yogyakarta merupakan wilayah yang menyimpan sejarah sejak zaman kerajaan, sehingga banyak tempat bersejarah di daerah ini.

Tempat bersejarah tersebut masih berdiri kokoh dan dapat dinikmati kemegahannya hingga kini.

Sejumlah tempat bersejarah menjadi objek wisata yang dapat menjadi pilihan daftar wisata saat berada di Yogyakarta.

Tempat Bersejarah di Yogyakarta

1. Kawasan Kotagede

Kotagede merupakan kota lama yang terletak di bagian selatan Yogyakarta. Secara administratif, Kotagede terletak di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.

Kawasan kota gede merupakan bekas ibu kota Kerajaan Mataram Islam yang berdiri pada tahun 1532 M.

Pada masa lalu, Kotagede merupakan kota pusat kegiatan politik, ekonomi, dan sosial budaya.

Kotagede menggunakan konsep tatanan kawasan tradisional yang menggunakan empat eleman (catur gatra), yaitu rumah raja, pasar alun-alun, dan masjid.

Namun saat ini, hanya ada masjid (Masjid Ageng) dan lokasi pasar (Pasar Gede Kotagede) atau Pasar Kotagede. 

Pasar Gede Kotagede dikenal sebagai aktivitas ekonomi sejak zaman Kerajaan Mataram Islam hingga saat ini.

Nilai sejarah Kotagede lainnya dapat dilihat dari rumah tinggal yang masih tersisa, dimana terdapat rumah Kalang (sudagaran) dan rumah tradisional Jawa (rumah Joglo).

Rumah Kalang dengan ciri arsitektur Eropa sesuai dengan budaya dan alam sekitar.

Sedangkan, rumah Joglo dengan ciri atap meninggi atau memuncak di bagian tengah yang disebut brunjung dan kayu berukir yang disebut bahu dhanyang.

Halaman rumah-rumah lama menarikanya dibatasi dengan pagar tinggi dan satu regol utama, sehingga jalan-jalan di kampung diapit pagar-pagar tersebut.

2 Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta mulai dibangun pada tanggal 9 Oktober 1755 oleh Pangeran Mangkubumi.

Keberadaan Keraton Yogyakata tidak terlepas dari Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakata Hadiningrat.

Pembangunan Keraton Yogyakarta memakan waktu kurang lebih selama satu tahun. Bentuk bangunan keraton terpengarh model Eropa (Portugis, Belanda) dan China.

Sri Sultan Hamengku Buwono, keluarga, dan pengikutnya baru memasuki Keraton Yogyakarta pada tanggal 7 Oktober 1756.

Keraton Yogyakarta merupakan tempat tinggak Sri Sultan Hamengkubuwono dan keluarga, yang tidak semua terbuka untuk umum.

Letak Taman Sari tidak jauh dari Keraton Yogyakarta, hanya sekitar 0,5 kilometer di sebelah selatan Keraton Yogyakarta.

Taman Sari dibangun oleh Sultan Hamangku Buwono I pada tahun 1757, dengan arsitektur gaya Portugis dan Jawa.

Taman Sari adalah taman yang berada di dalam benteng. Di dalamnya terdapat area pemandian, tempat ganti pakaian, taman, dan ruang untuk menari.

Pada awalnya, fungsi Taman Sari adalah sebagai tempat rekreasi dan peristirahatan bagi Sultan Hamangku Buwono I beserta permaisuri, anak-anak, dan kerabat.

Kompleks Taman Sari juga sebagai lokasi pertahanan dengan adanya lorong-lorong bawah tanah dan dapur.

Pada awal pembuatannya, Taman Sari juga dilengkapi dengan kebun buah dan bunga. Namun saat ini area kebun tersebut telah menjadi perkampungan penduduk.

Saat ini, Taman Sari menjadi salah satu objek wisata di Yogyakarta.

Harga tiket Taman Sari sebesar Rp 5.000 untuk wisatawan domestik, dan Rp 15.000 untuk wisatawan mancanegara.

4. Benteng Vredeburg

Benteng Vredeburg adalah salah satu peninggalan sejarah sejak pemerintahan kolonial Belanda masuk ke Yogyakarta.

Pembangunan Benteng Vredeburg tidak terlepas dari lahirnya Kesultanan Yogyakarta. Setelah keraton dibangun dan ditempati, Keraton Yogyakarta menunjukkan kemajuan yang pesat.

Kondisi tersebut membuat pihak Belanda khawatir. Belanda kemudian mengusulkan kepada sultan untuk dizinkan membangun benteng dekat kraton.

Pembangunan benteng dengan dalih supaya Belanda mudah menjaga keraton dan sekitarnya, namun dibalik dalih tersebut Belanda mempunyai maksud sendiri.

Tujuannya supaya Belanda mudah mengontrol segala perkembangan yang terjadi di keraton.

Benteng Vredeburg berjarak sekitar 750 meter dari Keraton Yogyakarta ke arah utara.

Ada sejumlah peristiwa yang terjadi di tempat sejarah ini.

Bentang Vredeburg pernah dikuasi Inggris di bawah penguasaan John Crawfurd atas perintah Gubernur Jendral Thomas Stamford Raffles, saat penguasaan Inggris pada tahun 1811-1816.

Pada saat Jepang menguasai Yogyakarta pada tanggal 5 Maret 1942, benteng tersebut diambil alih oleh tentara Jepang.

Sejumlah bangunan Benteng Vredeburg digunakan sebagai tempat tawanan orang Balanda dan orang Indonesia yang melawan Jepang. Benteng juga digunakan sebagai markas Kempetei dan gudang amunisi tentara Jepang.

Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945, benteng dikuasai oleh instansi militer Republik Indonesia.

Pada Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948, benteng dikuasi Belanda dari tahun 1948 hingga 1949. Benteng digunakan untuk markas tentara IV G (Informatie Voor Geheimen), Dinas Rahasia Belanda.

Bentang juga digunakan untuk menyimpan perbekalan dan peralatan tempur Belanda. Sehingga pada peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, benteng menjadi sasaran serangan pasukan TNI.

Berdasarkan SK Mendikbud No 0475/0/1992 tanggal 23 November 1992, Benteng Vredeburg menjadi Museum Perjuangan Nasional dengan nama Museum Benteng Vredeburg.

5. Situs Warungboto

Letak Situs Warung di Jalan Veteran No 77, Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

Situs Warungboto merupakan situs bersejarah pada abad ke-18.

Dahulu, situs Warungboto  adalah pesanggrahan raja dan keluarga, yang dibangun oleh Sultan Hamangku Buwono II sejak menjadi seorang pangeran yang bernama Pangeran Rejakusuma.

Pesanggrahan tersebut dilengkapi dengan kolam pemandian, tempat untuk bebersih keluarga kerajaan, dan mata air atau tuk.

Air dari mata air ditampung di dalam kolam yang sebagai sarana pemandian raja dan keluarga.

Saat ini, air dari mata air tidak mengalir yang mengakibatkan kolam menjadi kering.

Dalam bangunan tersebut juga terdapat mikhrab sebagai tempat sholat dan bangunan tinggi semacam gardu pandang untuk mengintai musuh.

Situs Warungboto merupakan bangunan yang memiliki arsitektur unik dengan banyak ruangan sehingga banyak dikunjungi wisatawan.

6. Panggung Krapyak

Panggung Krapyak merupakan salah satu bangunan yang masuk dalam garis imajiner Kota Yogyakarta, yaitu Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Pangung Krapyak, dan Laut Selatan.

Panggung Krapyak dibangun pada 1760 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I, yang memiliki kegemaran berburu.

Keberadaan Panggung Krapyak sebagai Pos Berburu dan area pertahanan dari binatang buas.

Bentuk Panggung Krapyak berupa bangunan dua lantai berbentuk kubus.

Pada lantai pertama terdapat empat ruangan yang dihubungkan dengan lorong.

Pada lantai atas atau atap merupakan ruang terbuka yang dibatasi dengan pagar yang empat sisinya digunakan sebagai tempat berburu binatang.

Beberapa bagian bangunan mengalami kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006.

7. Gedung Agung

Gedung Agung atau Gedung Negara merupakan Istana Kepresidenan Yogyakarta.

Letak Gedung Agung di Jl Akhmad Yani, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta. Tepatnya, lokasi istana dekat titik nol dan berseberangan dengan Benteng Vredeburg.

Gedung Agung memiliki peranan penting dalam perjuangan bangsa.

Awalnya, Gedung Agung merupakan kediaman resmi seorang residen ke -18 di Yogyakarta. Ia merupakan orang Belanda yang bernama Anthonie Hendriks Smissaert yang juga penggagas Gedung Agung tersebut.

Gedung Agung didirikan pada Mei 1824 pada masa penjajahan Belanda dengan arsitek A Payen. Bangunan menggunakan arsitektur Eropa yang disesuaikan dengan iklim tropis.

Beberapa peritiwa sejarah terjadi di Gedung Agung.

Pada saat ibu kota Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta pada tanggal 6 Januari 1946, Gedung Agung menjadi Istana Kepresidenan. Presiden Soekarno dan keluarga menempati bangunan tersebut.

Pelantikan Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar TNI (3 Juni 1947) dilakukan di Gedung Agung dan diikuti pelantikan pucuk Pimpinan Angkatan Perang Republik Indonesia serta lima Kabinet Republik Indonesia.

Megawati Soekarnoputri, putri mantan Presiden Soekarno  juga dilahirkan di Gedung Agung Yogyakarta. 

Editor: Ulfa Arieza

Sumber:

kebudayaan.jogjakota.go.id, www.kratonjogja.id

travel.kompas.com, warungbotokel.jogjakota.go.id

pariwisata.jogjakota.go.id, dan www.setneg.go.id

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/06/12/180058478/7-tempat-bersejarah-di-yogyakarta-ada-tempat-lahirnya-megawati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke