Salin Artikel

Jenis dan Contoh Cangkriman Bahasa Jawa Lengkap dengan Artinya

KOMPAS.com - Dalam Bahasa Jawa dikenal istilah cangkriman yaitu rangkaian kata yang mengandung arti atau makna khusus.

Cangkriman juga bisa dipahami sebagai permainan seperti tebak-tebakan, dimana seseorang harus memecahkan teka-teki untuk mencari tahu arti dengan menebaknya.

Dilansir dari laman Pemerintah Kota Surakarta, ciri-ciri cangkriman adalah memiliki makna, berupa tebakan yang harus dijawab, tidak mengganggu perubahan suasana hati, dan tidak terikat bunyi atau rima.

Cangkriman dapat berfungsi sebagai hiburan, sarana pendidikan, digunakan dalam sayembara, bahkan di dalam syair atau lirik tembang atau lagu.

Terdapat empat jenis cangkriman berdasar wujudnya, yaitu cangkriman tembang, cangkriman wancahan, cangkriman pepindhan, dan cangkriman blenderan.

Berikut adalah pengertian dari tiap jenis dan contoh cangkriman dalam Bahasa Jawa.

1. Cangkriman Tembang

Cangkriman tembang adalah jenis cangkriman yang ada pada syair tembang Jawa, seperti pada tembang Pucung, Asmaradana, Pangkur, dan Kinanti.

Dalam sebuah tembang, cangkriman tembang dapat menempati satu bait tembang maupun lebih.

Contoh cangkriman tembang antara lain:

Bapak pocung dudu watu dudu gunung
Sankane ing sabrang
Nggon anggone sang Bupati
Yen lumampah si pocung lambeyan grana

Jawaban: gajah.

Bapak pocung amung sirah lawan gembung
Padha dikunjara
Mati sajroning ngaurip
Mijil baka si pocung dadi dahana

Jawaban: penthol korek.

2. Cangkriman Wancahan

Cangkriman wancahan adalah jenis cangkriman yang berupa singkatan atau akronim.

Dalam cangkriman wancahan jika terdapat penyingkatan kata dalam bahasa Jawa dengan menghilangkan suku kata depannya, maka yang dipakai adalah dua suku kata akhir.

Contoh cangkriman wancahan antara lain:

  • Burnas kopen: bubur panas kokopen.
  • Tuwok rawan: Untune krowok, rasane ora karuan.
  • Kicak ketan: Kaki macak iket-iketan.
  • Ling cik tu tu ling ling yu: maling mancik watu, watu nggoling maling mlayu.
  • Pak bomba, pak lawa, pak piyu: Tapak kebo amba, tapak ula dawa, tapak pitik ciyut.

3. Cangkriman Pepindhan

Cangkriman pepindhan adalah jenis cangkriman yang berupa perumpamaan dua objek menurut sifat aslinya atau disebut juga sebagai analogi.

Cangkriman pepindhan mirip dengan cangkriman tembang, hanya saja cangkriman ini seringkali hanya berupa satu kalimat, walaupun terdapat pula yang memakai lebih dari satu.

Contoh cangkriman pepindhan antara lain:

  • Emboke dielus-elus, anake diidak-idak. Jawaban: Andha.
  • Pitik walik saba kebon. Jawaban: Nanas.
  • Pitik walik saba meja. Jawaban: Sulak.
  • Yen ibune siji, anake loro, yen anake siji, ibune loro, yen ibune telu, ora nduwe anak. Jawaban: Salak.

4. Cangkriman Blenderan

Cangkriman blenderan adalah jenis cangkriman yang berupa plesetan.

Dalam cangkriman blenderan bentuknya adalah kalimat yang jelas, namun bukan berupa arti yang sebenarnya.

Contoh cangkriman blenderan antara lain:

  • Wong dodol tempe ditaleni. Jawaban: Sing ditaleni tempene, dudu sing dodol.
  • Wong dodol klapa ditutuki. Jawaban: Sing ditutuk klapane, dudu sing dodol.
  • Lampu apa nek dipecah malah metu uwonge? Jawaban: Lampu toko sing lagi tutup.
  • Ana sapi numpak pit, kira-kira sing ketok apane? Jawaban: Ndobose.
  • Sandhal sing taktuku iki cap ratu, kiro-kiro pira regane? Jawaban: Gratis (ratu yaiku ora tuku).

Sumber:
surakarta.go.id  
sonora.id  
adjar.grid.id-contoh-cangkriman-wancahan  
adjar.grid.id-contoh-cangkriman-pepindhan 
adjar.grid.id-contoh-cangkriman-blenderan 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/06/08/172507978/jenis-dan-contoh-cangkriman-bahasa-jawa-lengkap-dengan-artinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke