Salin Artikel

Dapat Golden Buzzer America's Got Talent, Ini Cerita Putri Ariani, Gadis Bantul yang Dobrak Keterbatasan

Diketahui, Putri Ariani merupakan salah seorang siswi kelas XI di SMK Negeri 2 Kasihan, Bantul, atau dikenal SMM Yogyakarta.

Kepala SMKN 2 Kasihan, Agus Suranto menyampaikan, Putri satu-satunya siswi disabilitas satu angkatan. Untuk satu sekolah ada dua orang.

Dikatakannya, sosok putri selama ini siswi yang ingin mengembangkan bakatnya di berbagai arah.

Sekola mewajibkan siswa mengambil satu instrumen major. Tapi, untuk perluasan kompetensi pihaknya memberikan kebebasan kepada seluruh muridnya.

Dalam kelompok orkestra sebagai pemain flute, perempuan kelahiran 31 Desember 2005 itu juga tak terjebak dalam star syndrome.

Meski sudah terkenal di tingkat nasional, dan juga mengeluarkan album. Sebuah album penuh bertajuk Melihat dengan Hati yang dirilis pada 16 Oktober 2020 lalu.

Bahkan, jika mengetik nama Putri Ariani di YouTube ada banyak sekali videonya.

Saat audisi America's Got Talent, Putri membawakan lagu ciptaannya sendiri, dan diminta Simon membawakan lagu kedua.

Meski segudang prestasi, Agus menilai Putri tak terlihat menonjol di antara teman-teman satu sekolahnya, dan tetap seperti layaknya murid pada umumnya.

"Dia anaknya memang suka tantangan. Di internal SMM, dia sebagai siswa. Sehingga tahu menempatkan diri," kata Agus saat dihubungi Kompas.com Rabu (7/6/2023) malam.

"Saat diorkestra dia menempatkan sebagai pemain. Di kelas menempatkan sebagai siswa," kata dia.

Dijelaskannya, tidak ada teknik khusus membantu murid disabilitas seperti putri. Menurut dia, dengan adanya siswa disabilitas bisa menjadikan tantangan bagi guru.

"Melihat karakteristik Putri, justru menjadi tantangan bagi kami untuk memunculkan strategi baru. Tidak ada guru khusus," kata dia.

Agus mengatakan, komunikasi dengan orangtua yang anaknya disabilitas menjadi kunci keberhasilan pembelajaran. Bahkan SMK N 2 Kasihan beberapa tahun lalu memiliki murid autis bisa lulus dengan baik.

"Orangtua antar jemput setiap hari dan ketemu terus setiap hari. Terus ini integrasi beberapa faktor, Putri walaupun levelnya sudah seperti itu (terkenal) dari sisi akademik bagus dia itu," kata Agus.

"Jadi bukan karena dia eksis di luar kemudian tidak seimbang, justru tetap harmonis," kata dia.

Putri berangkat ke Los Angeles, AS untuk mengikuti AGT 2023 sejak beberapa waktu lalu. Dia tetap mengerjakan tugas sekolah secara daring.

Sekolah mengizinkan, termasuk Pemerintah Indonesia. "Selama di luar negeri dia tetap mengerjakan tugas dan belajar secara jarak jauh," kata dia.

Harapannya Putri bisa menginspirasi anak yang lain, kalau ingin maju tidak ada satu hal pun bisa menjadi halangan.

Agus juga bisa tetap rendah hati, terus belajar, dan tidak gentar menghadapi segala tantangan. "Semoga membawa nama harum Indonesia di kancah internasional," kata dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/06/07/202010978/dapat-golden-buzzer-americas-got-talent-ini-cerita-putri-ariani-gadis

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com