Salin Artikel

Santap Malam di Bakmi Pak Pele Jogja, Jokowi Habis Rp 3 Juta

"Kalau di porsi ini tadi saya bingung, saya cuman kira-kira, saya suruh mbayar Rp 3 juta, totalnya, tapi kan banyak sekali, minta duluan semua. Nah itu sing mahal harganya," ucap Pele.

Ia menambahkan, Jokowi dan rombongan memesan lebih dari 100 porsi saat mengunjungi warungnya. "Lebih dari 100 porsi," timpalnya.

Menurut dia demi kesehatan, Jokowi membawa alat-alat makan seperti piring sendiri total piring yang dibawa sebanyak 15 piring.

"Pak jokowi itu 3, trus si itu 3, yang bar dadi manten kemaren (Kaesang Pangarep), sama garwane (istrinya)," kata dia.

Sambung Pele, Jokowi memesan beberapa menu tetapi dengan porsi yang sedikit yang bertujuan agar dapat mencicipi menu yang dipesan.

"Ya kalau Pak Jokowi tadi mintanya sego goreng bakmi goreng, tapi mintanya sedikit-sedikit supaya bisa merasakan semua," jelas Pele.

Pele mengaku tak canggung saat melayani Jokowi karena dirinya sering menerima tamu pejabat, salah satunya adalah mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri.

"Ndak grogi, biasa. Dulu Megawati saya juga sudah pernah. Tp dulu yang ngatur saya," katanya.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo menyempatkan diri bersantap makan malam di warung bakmi jawa Pak Pele di sekitar Alun-alun Utara Kota Yogyakarta.

Rombongan presiden datang ke warung Bakmi Pak Pele sekitar pukul 20.00 WIB ditemani dengan Kaesang serta Erina Gudono.

Warung Bakmi Jawa Pak Pele yang sudah berdiri dari 1983 ini menjadi tujuan orang nomor 1 di Indonesia ini untuk kulineran di Kota Yogyakarta.

Pemilik warung Pele menyampaikan bahwa dirinya harus meminta pelangganya mengosongkan kursi yang sudah ditempati. Hal ini ia lakukan karena tak ada pemberitahuan terlebih dahulu dari pihak Istana Negara Kepresidenan Gedung Agung bahwa presiden Joko Widodo akan berkunjung ke tempatnya.

"Tidak, cuman tiba-tiba kepingin bakmie pak pele itu yang ngawal 'tolong dikasih tempat', tapi berhubung tadi kan penuh terus saya menyingkirkan," kata Pele saat ditemui di warungnya, Kamis (1/6/2023).

Pele mengatakan, dirinya harus mengosongkan tiga meja untuk dikosongkan dengan catatan tetap akan mendahulukan pesanan pelanggannya.

"'saya mohon maaf karena pak Jokowi mau kesini mohon ini dikosongkan, nanti kamu pesennya apa saya dulukan dulu," kata dia.

Tak hanya mendahulukan pesanan pelanggan Pele juga diminta para pengunjung untuk mengizinkan pelanggannya untuk berfoto bersama dengan Joko Widodo.

"Ternyata sesudah itu pada setuju semua, senang sekali tapi dengan catatan nanti minta salaman, foto bersama," kata dia.

Pele menambahkan Jokowi datang ke Pele membawa alat makan sendiri dan tidak menggunakan piring miliknya, minumnya juga membawa sendiri tidak memesan di warungnya.

"Total ada 15 piring untuk Pak Jokowi, anaknya yang ngyurus sepak bola (Kaesang), dan istrinya (Erina Gudono)," kata dia.

Menurut Pele Jokowi memesan dengan porsi kecil, agar bisa menikmati menu masakan yang ada di warungnya.

"Pak Jokowi tadi meemsan sego goreng (nasi goreng), bakmi goreng, dan bakmi godog (rebus)," kata dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/06/02/071930678/santap-malam-di-bakmi-pak-pele-jogja-jokowi-habis-rp-3-juta

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com