Salin Artikel

Warga Mantrijeron, Kota Yogyakarta Sulap Sampah Sandal Jepit Jadi Action Figure, Pembeli dari Eropa

Bank-bank sampah banyak didirikan untuk mendukung kebijakan ini agar lebih efektif. Namun, tak semua sampah anorganik dapat dikelola oleh bank-bank sampah di Kota Yogyakarta.

Sampah yang tak bisa diolah dengan baik adalah limbah sandal jepit. Padahal limbah ini sering ditemui di pinggir-pinggir sungai di Kota Yogyakarta.

Namun, limbah sandal jepit dan limbah-limbah sampah anorganik yang tak bisa diolah oleh bank sampah ini disulap menjadi action figure berkarakter monster oleh Pa-Q-One art production.

Pa-Q-One berada di tengah-tengah kampung Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Berada di tengah kampung padat penduduk membuat studio Pa-Q-One tak nampak dari jalan utama, plang penunjuk nama juga tidak ditemukan.

Studio pengolahan sampah ini berada di teras rumah pemilik atau direktur Pa-Q-One Widhyarprincessiastuty, atau kerap disapa Essy.

Mengolah limbah sandal jepit ini berawal dari kegiatan sanggar dan dari kegiatan sanggar ini muncul keresahan kalau bank sampah hanya menerima sampah yang bisa dijual kembali.

Salah satu sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi adalah limbah sandal jepit, dan limbah ini tidak diterima di bank sampah.

Dari keresahan-keresahan ini, muncul ide dari anggota sanggar untuk membuat figur aksi anime, yang kebetulan para anggota sanggar menyukai karakter-karakter anime.

"Kita coba saja main-main, berawal dari kegiatan bank sampah jadilah ini. Kebetulan juga teman-teman di sini menyukai anime. Kami mulai bank smpah dari 1 September 2027," kata Essy.

Tak hanya sandal jepit, limbah yang diolah di sanggar ini juga beragam seperti limbah alas yang terbuat dari karet, limbah deodorant, spons, sandal hotel, limbah-limbah ini tidak memiliki nilai ekonomi.

Limbah yang tak memiliki nilai ekonomi ini kemudian dibentuk dengan sedemikian rupa hingga menyerupai karakter monster yang ada di anime. Bentuknya berbagai macam ada yang berbentuk laba-laba, tengkorak, dan sebagainya.

Dalam membuatnya juga tidak membutuhkan alat khusus, hanya dibutuhkan solder, cutter, dan alat perekat seperti lem. Limbah sandal ditempelkan pada badan tabung bekas deodorant, lalu untuk membentuk detail-detailnya menggunakan solder yang sudah dipanaskan.

"Sisa-sisa dari yang tidak bisa diterima ini kami olah kembali," kata dia.

Untuk membuat satu karakter ia bersama rekan-rekannya tidak mematok waktu tertentu semua tergantung dengan suasana hati anggota Pa-Q-One, dan tergantung bahan yang dipunyai berjenis apa.

Jenis sampah menjadi salah satu hal yang diperhatikan untuk membuat sebuah karakter oleh sebab itu dirinya dan rekannya kesulitan jika harus membuat karakter yang sama.

"Kalau mirip bentuknya iya, tapi kalau sama persis kami tidak bisa. Karena ini kan hand made, kami terbiasa kalau buat satu barang sama kan jenuh," timpal dia.

Hasil dari produk berupa action figure ini dijual untuk umum namun Essy menegaskan bahwa penjualan action figure bukanlah yang utama, yang utama adalah edukasi kepada masyarakat untuk bagaimana megolah limbah yang tak bisa terolah.

"Lebih ke edukasi, kami lewat pameran, worksop, pelatihan. Ternyata barang yang sudah tidak bisa dijual itu masih bisa digunakan intinya ke sana," kata dia.

Tetapi dirinya dan tim tidakmenutup kemungkinan jika ada peminat yang mau membali hasil karya-karya Pa-Q-One.

Bahkan pembeli tak hanya melalui pameran-pameran yang dilakukan, tetapi juga banyak peminat action figure ini datang langsung ke studio Pa-Q-One.

"Kami juga ada Instagram kami posting hasilnya di situ. Kalau range harga minimal Rp 40.000 sampai Rp 400.000. Kami tidak mematok harga tapi lebih misalnya njenengan (anda) lihat barang ini njenengan hargai berapa," kata dia.

Pembelinya pun tak hanya dari Yogyakarta tetapi produk-produk Pa-Q-One ini sudah diminati dari mancanegara seperti dari Jerman, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya.

"Kami sering mendapatkan pertukaran belajar yang datang ke sini, biasanya mata kuliah lingkungan hidup biasanya dititipkan ke kita," kata dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/05/31/172431578/warga-mantrijeron-kota-yogyakarta-sulap-sampah-sandal-jepit-jadi-action

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke