Salin Artikel

Detik-detik Aldi Tertembak Senjata Polisi Saat Nonton Dangdut

Dengan memakai peci berwarna hitam, dan kaus berwarna sama, warga bernama Derry Saputra (29) duduk termenung di belakang rumah duka Aldi. Suara tangisan sesekali terdengar dari dalam rumah duka, di sela ratusan pelayat yang terus berdatangan menyampaikan bela sungkawa.

Derry mengatakan, sebelum kejadian nahas itu, dirinya berangkat dari rumahnya untuk menyaksikan panggung hiburan sekaligus temu kangen warga perantauan. Menyusuri jalan cor blok, dia sempat mampir ke rumah korban, yang berada beberapa meter dari lokasi panggung hiburan. 

"Saya mampir rumahnya (korban) dan dibuatkan kopi dulu. Dia minta bareng berangkatnya. Bareng wae mas mangkate (bareng saja berangkatnya mas)," kata Derry ditemui rumah duka Padukuhan Wuni RT 23 RW 7, Senin (15/5/2023).

Setelah menikmati kopi, keduanya berangkat. Mereka berada di dalam pagar depan panggung, karena panitia acara. Sesaat sebelum kejadian, korban duduk di depan panggung dengan posisi menghadap ke arah penonton.

Petaka pun datang, sekitar pukul 23.00 WIB setelah sedikit keributan antarpenoton, terdengar suara letusan. Jika merujuk dari video yang beredar, ada seorang berseragam hijau membawa senjata laras panjang di atas panggung. Saat menunduk terdengar suara letusan. 

"Korban posisinya duduk di depan panggung samping berbatas satu orang atau dua orang. Jatuh persis di samping saya," kata dia.

"Sempat senyum sama saya dan dada (melambaikan tangan). Tak kirain (ku kira) dada itu, ndak apa-apa mas," kata Derry. 

Dia dan beberapa warga sempat menduga korban tidak terkena tembakan. Warga sempat menduga korban mengalami kaget, dan sempat dibiarkan selama beberapa menit. Namun karena kondisi lemas, akhirnya korban ditolong oleh warga.

"(Terdengar suara) Ayo bangun otomatis teman-teman berpikir berarti enggak apa-apa. Kurang lebih 10 menit saya angkat lalu bawa ke puskesmas Rongkop," kata Derry. 

Derry menceritakan saat dirinya menyetir mobil membawa korban ke puskesmas Rongkop, Aldi sempat mengerang kesakitan.

"Korban masih sempat mengerang argghh," Kata dia.

Sesampainya di Puskesmas Rongkop, korban yang tidak sadar dioper menggunakan ambulans dibawa ke RSUD Wonosari. Saat itu dirinya membawa keluarga korban mengikuti dari belakang. 

"Setelah ambulans sampai (di RSUD Wonosari) saya juga datang. Saya tanya ke dokter (RSUD Wonosari) katanya sudah tidak bisa tertolong," kata dia.

Keluarga Aldi pun syok mendengar korban telah meninggal dunia. 

Bagi Derry, korban merupakan orang yang baik. 

"Orangnya baik, ngrokok saja tidak," kata dia. 

Keluarga Aldi Aprianto menolak dilakukan otopsi terhadap jasad korban.

"Kakaknya menolak untuk diotopsi, karena saat rontgen sudah jelas," kata Dukuh Wuni David Nurvianto (24) saat ditemui di rumah duka Padukuhan Wuni RT 23 RW 7, Senin (15/5/2023). 

Dia mengatakan dari hasil rontgen terlihat ada lubang di punggung yang tembus ke pinggang. Selain itu, ada serpihan yang diduga dari proyektil.

"Jadi tidak perlu diotopsi karena sudah jelas," kata dia.

Sepupu korban, Totok Wahyudi mengatakan, keluarga berharap ada proses hukum dari pelaku. 

"Harapan kami dari keluarga tentunya karena ini kelalaian dari oknum polisi itu jadi proses hukum tetap berlanjut. Dan, bisa mendapatkan hukum sesuai dengan yang dilakukan oleh oknum tersebut," kata Totok.

Dikatakannya, pihak keluarga juga sudah berkoordinasi dengan polisi. 

"Saat ini, kami terus berkomunikasi dengan polsek dan polres. Dibantu teman-teman dari ormasnya atau PSHT untuk mengawal proses hukum," kata dia.

"Dilihat itu tidak tetapi jelas sebuah kelalaian karena mungkin itu sekelas event dangdutan seperti itu kok pake laras panjang dan menyebabkan hilangnya nyawa. Ya jelas itu sebuah kelalaian," kata dia. 

Kapolres Gunungkidul AKBP Edy Bagus Sumantri memastikan pelaku penembakan bernama Briptu MK anggota Polsek Girisubo sudah ditahan. 

Briptu MK merupakan pelaku penembakan terhadap Aldi Aprianto (19) saat acara hiburan di Padukuhan Wuni, Kalurahan Nglindur, Girisubo, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Minggu (14/5/2023) malam. 

"Untuk proses hukum sudah kita lakukan baik proses secara eksternal maupun internal. Nanti proses hukum yang menangani semua Polda," kata Edy ditemui seusai pemakaman korban Senin (15/5/2023). 

"Nanti biar penyidik yang menyampaikan," kata dia. 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/05/15/184626578/detik-detik-aldi-tertembak-senjata-polisi-saat-nonton-dangdut

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com