Salin Artikel

Jadi Pelaku Penganiayaan, Anak Kades di Blora Kabur Pakai Mobil Siaga Desa, Disopiri Ayahnya

KOMPAS.com - Candra alias Ucil (31), anak Kepala Desa (Kades) Kebonrejo, Kecamatan Banjarejo, Blora, Jawa Tengah (Jateng), melarikan diri usai melakukan tindak penganiayaan dan pengeroyokan yang membuat korbannya tak sadarkan diri.

Korbannya bernama Zainul Muttaqin dikeroyok hingga tak sadarkan diri di kafe Juwadek, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jateng.

Parahnya, Ucil dengan bantuan sang ayah berusaha melarikan diri dari kejaran polisi dengan menggunakan mobil siaga desa.

Untungnya, Satreskrim Polres Blora berhasil menangkap kawanan pelaku pengeroyokan terhadap Zainul Muttaqin tersebut.

Kejar-kejaran di tol Kalikangkung

Kasatreskrim Polres Blora, AKP Supriyono membenarkan bahwa pihaknya telah menangkap empat orang pelaku pengeroyokan. Para pelaku itu pun kini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.

Keempat pelaku yang berhasil ditangkap polisi yaitu Candra alias Ucil (31), Temon (24), Mukenthel (35), dan Bagus (41).

"Saat ini Polres Blora sudah menangkap empat orang," kata Supriyono, dikutip dari TribunJateng.com, Sabtu (29/4/2023).

Dalam proses penangkapan, sempat terjadi aksi kejar-kejaran antara polisi dan pelaku di jalan tol Kalikangkung, Semarang, pada Kamis (27/4/2023) sekitar pukul 01.00 WIB.

Pasalnya, Candra alias Ucil hendak kabur ke Jakarta menggunakan mobil siaga desa yang disopiri oleh ayahnya, namun polisi berhasil menangkap pelaku tanpa ada perlawanan.

"Salah satu pelaku memang anak kades di salah desa di Kecamatan Banjarejo," ujar Supriyono.

Polisi akan usut peran ayah pelaku

Supriyono memastikan, pihaknya akan mendalami peran ayah pelaku dalam kasus tersebut.

"Nanti kita dalami lagi dan kita kembangkan, jika ada pidananya ya akan kita proses, tapi masih dalam pendalaman oleh penyidik terkait keterlibatan dari kades tersebut," ucap Supriyono.

Sementara itu, para pelaku pengeroyokan dapat dijerat Pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman penjara selama 9 tahun.

Kronologi pengeroyokan

Zainul Muttaqin, warga Desa Banjarejo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jateng, menjadi korban pengeroyokan setelah berusaha melerai perkelahian antarkelompok pemuda.

Kejadian bermula ketika korban bersama beberapa temannya sedang minum dan berkaraoke di kafe pada malam takbiran, Jumat (21/4/2023) sekitar pukul 23.00 WIB.

Selanjutnya, pada Sabtu (22/4/2023) sekitar pukul 02.00 WIB, Candra datang bersama dua temannya.

Tak lama berselang, datang juga 20 warga Desa Sumberejo, Kecamatan Ngawen. Kemudian, Candra terlibat cekcok dengan salah satu warga tersebut.

Korban pun berhasil melerai pertikaian itu, 20 warga Desa Sumberejo itu pun pergi meninggalkan lokasi.

Akan tetapi, Candra ternyata telah lebih dulu menelepon teman-temannya dan meminta mereka datang ke lokasi kejadian.

Korban yang tengah merangkul Candra untuk masuk ke dalam kafe tiba-tiba dikeroyok oleh para pelaku.

Korban pun segera dilarikan ke IGD RSUD Blora, namun karena luka di kepalanya cukup parah, korban dirujuk ke rumah sakit yang ada di Semarang.

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul "Anak Pak Kades di Blora Aniaya Orang Hingga Tak Sadar, Kabur Diantar Ayah Dengan Mobil Siaga Desa"

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/04/29/102154978/jadi-pelaku-penganiayaan-anak-kades-di-blora-kabur-pakai-mobil-siaga-desa

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com