Salin Artikel

Besok Sudah Masuk Kerja, Penumpang Arus Balik Padati Bandara YIA

Banyak yang memilih moda transportasi udara hari ini karena lebih cepat sampai sehingga tidak merasakan penumpukan dan kemacetan di jalan raya.

“Biar lebih cepat ke rumah saja. Biar enggak kena ramai (kemacetan),” kata Sagita (24), pekerja asal  Jakarta Timur, Selasa (25/4/2013).

Sagita dan keluarganya mudik ke Yogyakarta sejak Rabu (19/4/2023). Setelah sepekan, mereka balik kembali ke Jakarta, Selasa siang.

Sagita berniat terbang ke Bandar Udara Soekarno Hatta setelah beli tiket satu minggu sebelumnya. Perjalanan dari Yogyakarta ke YIA berlangsung lancar. Ia meyakini penerbangan YIA ke Bandara Cengkareng, dilanjutkan ke Jakarta Timur, semua juga bakal berlangsung lancar. Hal ini karena transportasi terhubung baik.

“Nanti di sana juga naik kereta bandara,” kata Sagita.

Dari ribuan orang yang tengah menunggu keberangkatan naik pesawat, tampak Trisna Ferani (24) yang duduk menunggu di terminal YIA. Ia juga berniat terbang pulang ke Jakarta.

Trisna sempat mudik kampung halaman di Yogyakarta pada Jumat (21/4/2023), lalu dan  berencana pulang ke Jakarta Selatan hari ini.

“Mau balik ke Jakarta. Libur bersama sudah habis dan mau tak mau hari ini (kembali ke Jakarta). Besok sudah masuk kerja,” kata Ferani.

“Harga tiket memang beda, saya maklum. Saya dapat (tiket) tapi (harga) tidak tinggi-tinggi banget,” kata Trisna.

Stakeholder Relation Manager YIA dari PT Angkasa Pura I Persero, Ike Yutiane mengungkap arus balik akan terlihat karena ada 15.900 penumpang yang akan terbang lewat YIA hari ini. Sampai dengan Selasa tengah hari, tercatat sudah lebih 8.000 penumpang lewat YIA.

Hari ini, jumlah penumpang sudah mendekati catatan puncak arus mudik pada19 April 2023 lalu yang mencapai 16.481 orang dengan 119 pergerakan pesawat.

Walau angkanya mendekati puncak arus mudik, namun diperkirakan pergerakan penumpang mencapai puncaknya pada 28 April 2023 mendatang.

Diperkirakan, penumpang bisa lebih dari 16.000 atau setidaknya sama dengan kepadatan puncak arus mudik.

“Tujuan arus balik terbanyak ke arah (bandara) Cengkareng. Kalau arus mudik kan dari Balikpapan dan Samarinda,” kata Ike.

Total penumpang bakal terus terkerek naik sepanjang musim lebaran di YIA, yakni dari 14 April – 2 Mei 2023. Sampai hari ini, tercatat 148.170 penumpang yang mengakses YIA. Jumlah itu menunjukan pertumbuhan 54 persen penumpang dibanding periode musim lebaran tahun 2022.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/04/25/235320378/besok-sudah-masuk-kerja-penumpang-arus-balik-padati-bandara-yia

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com