Salin Artikel

Cerita Mbah Sular Soal Masa Kecil Ganjar Pranowo: Masih Kecil Itu Lucu

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, menggelar acara Open House di rumahnya sewaktu kecil, Griya Sri Suparni, yang terletak di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jateng, pada Senin (24/4/2023).

Bakal calon presiden (Bacapres) dari PDI-P itu pun menceritakan kenangannya saat masih tinggal di wilayah Tawangmangu.

Ganjar mengatakan, di rumah itulah dia lahir pada tahun 1968, sebelum berpindah-pindah tempat tinggal.

"Orang tua ngontrak di sini, saya lahir di sini, ari-ari (dikubur) di depan rumah, pintu masuknya dulu di depan, persis di depan," kata Ganjar kepada TribunSolo.com, Senin (24/4/2023), dikutip Kompas.com pada Selasa (25/4/2023).

Beberapa tahun setelahnya, ayah Ganjar membeli rumah tak jauh dari kontrakan tersebut, dia beserta keluarganya pun pindah ke tempat tinggal baru itu.

Saat duduk di bangku kelas 5 SD, tepatnya pada tahun 1980, Ganjar bersama keluarganya kemudian kembali pindah ke wilayah Kutoarjo.

"Setelah kami tua, rumah kontrakan ini kita rapatkan untuk dibeli," ujar Ganjar.

"Alhamdulillah, pemiliknya mengizinkan dan akhirnya jadi rumah keluarga, sehingga diberi nama Griya Sri Suparni," jelasnya.

Dia mengaku, rumah tersebut dibeli oleh ayahnya, namun Ganjar tak ingat kapan ayahnya membeli rumah masa kecilnya itu.

"Bangunan ini sebelumnya tidak seperti ini, sudah direnovasi. Dibelinya kapan, lupa, karena Bapak saya yang urus," ucap Ganjar.

Ingatan tetangga soal masa kecil Ganjar Pranowo

Salah satu tetangga keluarga Ganjar Pranowo saat masih tinggal di Tawangmangu, Mbah Sular (89), masih ingat sosok Ganjar Pranowo saat masih kecil.

Mbah Sular mengaku kerap diminta untuk mengasuh Ganjar yang kala itu masih berusia 3 bulan lantaran kedua orangtuanya harus berdinas.

"Kadang-kadang waktu (Ganjar Pranowo) bayi dititipkan ke saya," tutur Mbah Sular.

Ayah Ganjar Pranowo berprofesi sebagai polisi yang kerap bertugas di luar kota, sehingga Ganjar kecil kerap dititipkan kepada tetangga.

"Masih kecil itu, lucu, lucu," ungkapnya.

Menurut Mbah Sular, Ganjar masih ingat bahwa dirinya pernah diasuh oleh tetangganya itu. Oleh karena itu, Ganjar disebut masih kerap menyambangi Mbah Sular, terutama ketika mudik ke Tawangmangu.

"Kalau lewat sini sering mampir, turun dari mobil (mampir)," papar Mbah Sular.

"Dulu pernah, pas saya lagi menyapu, mobilnya berhenti terus menyapa," sambungnya.

Mbah Sular pun bahagia, anak yang dulu kerap diasuhnya kini masih mengingat dan menyapanya.

"Setelah terpilih sebagai Gubernur (Jateng), dia masih menyapa saya, sopan santunnya sudah bagus," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/04/25/044000678/cerita-mbah-sular-soal-masa-kecil-ganjar-pranowo--masih-kecil-itu-lucu

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com