KOMPAS.com - Sebuah drone atau pesawat nirawak ditembak polisi saat acara Grebeg Syawal di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Sabtu (22/4/2023).
Polisi pun mengaku telah mengantongi identitas pemilik drone tersebut.
"Pemilik warga Kota Yogyakarta juga, tetapi dari luar kota. Baru mudik," ucap Kapolresta Kota Yogyakarta Kombes Pol Saiful Anwar, Sabtu.
Kata Saiful, pelarangan drone selama acara Grebeg Syawal sudah disosialisasikan sebelumnya lewat media sosial.
Namun, pemilik drone tersebut mengaku tidak mengetahuinya. Saiful mengatakan, untuk sementara drone diamankan oleh polisi.
"Diamankan saja, kami cek pemiliknya tujuannya apa, kalau tidak ada hal-hal lain kita kembalikan," kata dia.
Alasan pemilik
Dari keterangan sementara pemilik drone, Saiful mengatakan, pemilik drone hanya ingin mendokumentasikan momen Grebeg Syawal itu.
Namun demikian, drone dilarang terbang karena dianggap menganggu ritual grebeg keraton.
"Alasannya ingin dokumentasi dari atas, dia enggak tahu aturannya," ucap dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Penghageng II Kawedanan Rekso Suyoso Keraton Yogyakarta Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Kusumanegara, menjelaskan, Grebeg Syawal kali ini digelar pasca-pandemi.
Antusias warga terlihat dalam mengikuti Grebeg Syawal itu. Sejak pukul 09.00 Wib sudah memenuhi halaman masjid.
"Grebeg ini pertama kali digelar setelah tiga tahun lebih tidak diselenggarakan upacara Grebeg di Keraton Yogyakarta, tahun ini pertama setelah pandemi," ujarnya.
Masyarakat juga sudah diperbolehkan ikut rebutan atau rayahan isi gunungan yang telah didoakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan.
(Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor : Robertus Belarminus)
https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/04/23/083434978/grebeg-syawal-keraton-yogyakarta-diwarnai-insiden-penembakan-drone-ini