Salin Artikel

Takut Ketahuan Penyuka Sesama Jenis, Pria Ajak Teman untuk Menghabisi Pacarnya

KULON PROGO, KOMPAS.com – Takut ketahuan punya orientasi seksual menyimpang, seorang pemuda mengajak orang lain menganiaya dan membunuh temannya saat berada di sebuah penginapan melati di Kalurahan Glagah, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Korban bernama FF (19) asal Cilacap, Jawa Tengah, mengalami luka serius pada beberapa bagian tubuh dan kepala akibat kekerasan senjata tajam dan benda tumpul.

“Motif karena takut hubungan diketahui oleh orangtua (karena suka sesama jenis), salah satu pelaku ini dengan korban. Lalu ajak teman untuk menghabisi korbannya,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kulon Progo, Ajun Komisaris Rahmat Darmawan, Senin (17/4/2023).

Penganiayaan terjadi pada Sabtu (18/3/2023) malam hari. Polisi dan warga menangkap dua pelaku itu ketika sedang menganiaya FF dalam penginapan.

Pelaku adalah DHAM (19) asal Kecamatan Tegal Selatan, Tegal, Jawa Tengah dan WA (19) asal Kecamatan Curup Selatan, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.

Polisi menyita beberapa pisau ukuran 30-40 sentimeter, pisau lipat, gunting, batu asah,  hingga beberapa kaos tangan. Juga motor Honda Vario G 6281 BEF yang dipakai para pelaku dalam merencanakan aksi percobaan pembunuhan itu.

“Sudah direncanakan (lama) karena takut,” kata Rahmat.

Awalnya, penjaga penginapan mendengar kegaduhan di kamar nomor 9 pukul 18.00 WIB. Kamar itu dan nomor 8 di sebelahnya disewa pemuda yang sama. Suara gaduh di nomor 9 terdengar seperti orang  kesakitan dan berulang-ulang.

Penjaga penginapan minta bantuan Polisi Air dan Udara (Polairud) yang tidak jauh dari sana untuk ikut mengecek kamar.

Setelah tiba, polisi masuk lewat jendela dan mendapati dua pelaku sedang menganiaya korban pakai pisau di depan kamar mandi.

Polisi dan warga yang bisa masuk mengamankan dua pelaku. Korban dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Polisi memeriksa pelaku. Dari pengakuan pelaku, penganiayaan terkait dugaan penyimpangan seksual antara DHAM dengan FF yang tidak ingin diketahui oleh orang lain. DHAM lantas mengajak temannya, WA, untuk menghabisi nyawa FF.

Polisi menjerat kedua pelaku dengan pasal pembunuhan, penganiayaan dan pengeroyokan.

DHAM menceritakan, ia memutuskan hubungan dengan FF setelah menjalin hubungan pacaran tidak sampai satu tahun. FF tidak terima dan mengancam akan menghabisi dan menyebarkan penyimpangan seksual DHAM pada orang lain.

“Saya takut diancam. (Ancamannya) menyebarkan aib dan membunuh, karena sempat saya putusin dan dia tidak terima diputusin. Saya menjalin hubunga tersebut. Kalau diputusin, maka dia mengancam untuk membunuh,” kata DHAM.

WA menganggap serius candaan itu. Mereka lantas menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari pisau, gunting, kaos tangan hingga batu asah. Mereka memilih penginapan glagah sebagai tempat eksekusi dan dekat dengan pantai, sungai maupun jembatan yang bisa dipakai untuk tempat membuang bangkai korban.

“(Celetukan candaan) dua minggu sebelum kejadian,” kata WA.

Dua pemuda ke penginapan berboncengan Honda Vario Hitam G 6281 BEF pada pukul 08.00 WIB. Keduanya langsung menyewa kamar bersebelahan nomor 8 dan 9. DHAM lantas menghubungi FF untuk menginap di sana. Ia jemput FF dan masuk penginapan pukul 14.30 WIB. FF masuk ke kamar nomor 9.

Mereka mengeksekusi FF pukul 18.00 WIB, saat korban mau mandi.

Penjaga hotel mendengar suara orang kesakitan. Hal ini yang menyelamatkan korban.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/04/17/145600878/takut-ketahuan-penyuka-sesama-jenis-pria-ajak-teman-untuk-menghabisi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com