Salin Artikel

Geliat Arus Mudik Sudah Terlihat di Bandara YIA, Penumpang Pesawat Pilih Mudik Lebih Awal

Terminal keberangkatan Bandara YIA mulai dipenuhi penumpang yang akan mudik ke kampung halaman di masa libur panjang musim Lebaran 2023.

Seorang calon penumpang Lion Air, mahasiswi bernama Nurul Fadilah mengaku, berniat pulang ke Bengkulu. Ia memanfaatkan waktu libur kuliah untuk mudik.

“Baru bisa sekarang karena (tergantung jadwal) kuliah. Saya mau ke Bengkulu,” kata Nurul, ditemui tengah antre loket check in di terminal YIA, Jumat (14/4/2023).

Di sisi lain, tampak Kristin Sidauruk dengan barang bawaan yang memenuhi troli. Ia mengaku hendak terbang ke Medan, Sumatera Utara. Ia bisa pulang kampung setelah penantian tiga tahun tidak pulang akibat pandemi Covid-19.

Kristin mengaku memilih pulang kampung lebih awal, tidak mendekati Lebaran. Ia beralasan ingin menghindari kepadatan arus mudik Lebaran.

“Pulang kampung. Sudah ambil cuti Lebaran dan (berangkat) sekarang biar tidak macet. Selain itu, jauh hari sebelum Lebaran sudah beli tiket untuk menghindari dapat harga mahal,” kata Kristin di terminal penumpang.

Kesibukan mudik semakin terlihat Bandara YIA jelang Lebaran. Penumpang dan pergerakan pesawat juga makin meningkat.

Sebelum Ramadhan, penumpang turun maupun naik pesawat terhitung 5.000 – 7.000 per hari. Pesawat tercatat mengalami 50-60 pergerakan.

Pergerakan pesawat juga meningkat, bahkan beberapa maskapai mengajukan hingga 16 ekstra flight untuk hari ini saja. Namun, realisasi penerbangan ekstra baru terwujud enam penebangan hingga dekat tengah hari, yakni ke Jakarta, Balikpapan dan Pontianak.

Selain karena musim Lebaran, peningkatan juga dipengaruhi optimisme perekonomian setelah kelonggaran pascapandemi Covid-19.

Bandara YIA mencatat ada 912.567 penumpang sepanjang Januari hingga Maret 2023. Jumlah itu meningkat 67 persen di banding periode sama di 2022. Bahkan untuk sepanjang Maret 2023 saja, Bandara YIA telah melayani 298.827 penumpang.

Memasuki musim Lebaran 2023, PT Angkasa Pura I memprediksi lonjakan penumpang hingga 16 persen dibanding periode Lebaran 2022. Kenaikan bisa mencapai 177.392 penumpang atau rata-rata 11.000-12.000 penumpang per hari. Pergerakan pesawat akan meningkat 22 persen dibanding periode lebaran lalu. Kargo juga diprediksi naik 72 persen.

Dengan adanya potensi kenaikan itu, AP I membuka Posko Terpadu Angkutan Udara Lebaran 2023. Posko berlangsung 19 hari dari 14 April - 2 Mei 2023.

Mereka mewaspadai lonjakan arus penumpang mudik di H-3 atau tanggal 19 April 2023 dengan prediksi 12.856 orang penumpang, 95 pergerakan pesawat dan 40.313 kilogram kargo melalui YIA.

Sebaliknya, puncak arus balik terjadi pada H+5 atau 28 April 2023 dengan prediksi 14.248 orang penumpang akan melalui YIA, didukung 88 pergerakan pesawat serta 33.512 kilogram kargo.

“Karena potensi kenaikan itu, maka kita perlu kesiapan layanan (melalui posko), menghadapi lonjakan yang diperkirakan akan terjadi di H-3 dan puncak arus balik pada H+5,” kata Bambang Triyono, Pjs General Manager YIA dari AP I, R. Bambang Triyono.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/04/14/234042078/geliat-arus-mudik-sudah-terlihat-di-bandara-yia-penumpang-pesawat-pilih

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com