Salin Artikel

Komplotan Muncikari "Online" di Yogyakarta Ditangkap, Berawal dari Laporan Adanya Anak yang Tak Pulang Selama 3 Hari

Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta AKP Archye Nevada menjelaskan, terbongkarnya praktik prostitusi online dengan korban anak-anak ini bermula saat pihaknya menerima laporan dari masyarakat, yang anaknya tidak pulang selama tiga hari.

Dari laporan tersebut, Satreskrim Polresta Yogyakarta mulai melakukan pemeriksaan terhadap orangtua anak. Kemudian, kepolisian menemukan adanya tindak pidana muncikari dan perlindungan anak.

"Mendasari informasi tersebut, dari Satreskrim melakukan penangkapan di hotel yang ada di Ngemplak, Sleman. Diamankan ada lima tersangka, yaitu WD (35), PNY (34), DDK (38), FAN (23), dan AH (23)," jelas Archye saat ditemui di Mapolresta Yogyakarta, Jumat (14/4/2023).

Lanjut Archye, para tersangka memiliki peran masing-masing. WD misalnya, bertugas merekrut wanita penghibur atau pekerja seks komersial (PSK).

Lalu, PNY bertugas sebagai muncikari atau germo sekaligus sebagai PSK. DDK berperan sebagai operator aplikasi MiChat serta Facebook dan sebagai administrasi keuangan. FAN dan AH operator aplikasi MiChat dan Facebook serta bertugas mencari tamu.

"Pada saat mengamankan pelaku tersebut, kita juga mengamankan PSK sekitar tujuh orang, lima di antaranya ada anak-anak di bawah umur," kata dia.

Archye menjelaskan, cara kerja komplotan muncikari ini bermula dari para korban atau PSK ini mendapatkan tamu dari operator yang ditawarkan melalui media sosial.

"Jadi proses mencari tamu sampai para korban harus melayani tamunya ada di hotel yang sudah disiapkan oleh para pelaku," kata dia.

Komplotan ini telah melakukan aksinya sejak September 2022 sampai dengan Februari 2023. Cara kerja komplotan ini juga berpindah-pindah hotel.

"Selama kurun waktu enam bulan tersebut untuk para tersangka sudah pindah hotel sebanyak lima kali di hotel Yogya maupun Sleman," ucap dia.

Dari tangan kelima pelaku ini, polisi mengamankan barang bukti berupa satu bendel alat kontrasepsi, gawai yang dilakukan oleh para pelaku, uang tunai sebesar Rp 2,1 juta, dan buku tamu.

Atas perbuatan mereka, para tersangka dijerat dengan Pasal 88 Jo Pasal 76i Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 terkait perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 296 KUHP terkait muncikari. Ancaman hukumannya yaitu pidana penjara paling lama 10 tahun.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/04/14/133714378/komplotan-muncikari-online-di-yogyakarta-ditangkap-berawal-dari-laporan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke